Jambi (ANTARA Jambi) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi terus mengintensifkan kegiatan rehabilitasi perkebunan tebu di Kabupaten Kerinci Jambi, guna memaksimalkan produktivitas tebu untuk mewujudkan swasembada gula nasional.

Staf Pengembangan Perkebunan Dinas Perkebunan Provinsi Jambi Parlagutan di Jambi, Jumat, mengatakan, kegiatan rehabilitasi itu meliputi rehabilitasi bibit tebu (bongkar ratoon), rawat ratoon, ekstensifikasi dan pembangunan kebun benih datar.

Bongkar ratoon dan rawat ratoon yang difokuskan di sentra perkebunan tebu di Kabupaten Kerinci Jambi itu berawal dari keterbatasan modal petani dalam menerapkan teknik budi daya tebu yang sesuai standar. Sementara pemerintah pusat sejak dua tahun lalu mendesak daerah untuk mendukung swasembada gula nasional yang masih ketergantungan dengan impor.

Karena itu, di tahun 2013, dengan pendampingan dan tim yang disakan oleh Gubernur Jambi Hasan Basri Agus, dikucurkanlah dana bantuan sosial dari Kementerian Pertanian untuk bongkar ratoon di lahan seluas 100 hektare di Sulak Hilir dan Sungai Bermas, Kerinci.

"Kita dari pemerintah Provinsi Jambi sesuai instruksi dan petunjuk Gubernur juga tidak hanya sebatas mendampingi, melainkan juga ikut ambil andil dengan ikut melakukan bongkar ratoon di lahan petani seluas 30 hektare dengan sumber dana APBD Provinsi Jambi," kata Parlagutan.

Dia juga menjelaskan bahwa program pemerintah itu juga tidak hanya sebatas pembongkaran tanaman tebu hingga akar-akarnya, tetapi juga melakukan rawat ratoon. Program itu rencananya akan juga dilanjutkan pada tahun ini.

Tahun 2014, pemerintah pusat kembali menggelontorkan dana dengan skema yang sama, tetapi diperuntukkan merawat ratoon di lahan seluas 100 hektare.

"Sementara kita dari Pemerintah Provinsi Jambi melakukan bongkar ratoon di lahan seluas 10 hektare," katanya.

Dia menyebutkan saat ini luas lahan perkebunan tebu di Kabupaten Kerinci sekitar 1.600 hektare, dengan luas lahan produktif lebih kurang 1.300 hektare dengan masa musim panen setiap sembilan bulan. Per hektare bisa menghasilkan sekitar enam ton, dengan harga mencapai Rp6.500 per kilogram. (Ant)

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015