Jambi (ANTARA Jambi) - Kepala Bidang Pelayanan Publik Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Jambi, David Susanto, membantah pihaknya menyalurkan beras tak layak konsumsi hingga ditolak masyarakat.

"Beras yang kita salurkan itu layak konsumsi, layak kok, tidak mungkin kita menyalurkan beras yang tidak layak ke masyarakat," kata David di Jambi, Jumat.

Adanya penolakan menerima raskin oleh beberapa Ketua RT di Kelurahan Olak Kemang, Kota Jambi Seberang lusa lalu, dikarenakan warga membandingkan dengan jatah raskin yang sebelumnya, sebab jatah raskin kali ini memang berbeda.
   
David mengatakan pihaknya telah melakukan pengecekan ke Kelurahan Olak Kemang dan melihat kondisi beras jatah raskin yang ditolak oleh para ketua RT itu. Beras raskin yang merupakan jenis medium ini menurutnya layak konsumsi.

"Sebelumnya memang untuk jatah raskin itu karung besar, beras luar negeri dari Vietnam yang memang dilihat fisiknya lebih bagus. Dan jatah raskin kali ini memang beras lokal. Tapi masyarakat protes, padahal dari pemerintah sudah ada standarnya beras yang distribusi untuk raskin itu," kata David.

Dua bulan terakhir ini menurut David untuk jatah raskin Bulog memang menggunakan beras hasil pembelian dari petani di dalam negeri, dan beras dari berbagai penggilingan di berbagai wilayah ini memang tidak semuanya sama.

Dia mengakui secara fisik jika dibandingkan beras dari luar negeri beras pengadaan dari dalam negeri ini berbeda. Tetapi Bulog memastikan beras yang salurkan untuk raskin itu layak untuk dikonsumsi.

Adanya protes dari Ketua RT di Olak Kemang ini kata David Bulog bakal menggantinya, jika masyarakat setempat memang menginginkan untuk diganti.

Sementara itu, untuk penyaluran raskin di wilayah Provinsi Jambi, pihak Bulog Divre Jambi hingga Mei ini telah menyalurkan sebanyak 9.800 ton beras. Jumlah tersebut masih kurang dari target yang semestinya di bulan Mei sebanyak 12.000 ton lebih.

Alasan masih belum semua raskin tersalurkan kata David itu dikarenakan daerah masih mengumpulkan uang untuk transportasi distribusi beras hingga sampai ke kelurahan.

"Sampai sekarang masih ada 2.400 ton lebih yang belum tersalurkan, karena daerah yakni kelurahan atau desa dalam proses pengumpulan uang, kan mereka itu mengambil ada yang tiap bulan ada yang dua bulan sekali. Tapi pada prinsipnya Bulog semakin cepat semakin baik karena kita sudah siap," katanya.

Sedangkan untuk konsumsi beras di Jambi, David menyebutkan bahwa masyarakat Jambi mayoritas mengkonsumsi beras premium daripada medium, perbandingannya yakni 70 persen mengkonsumsi beras premium sementara 30 persennya mengkonsumsi beras medium. (Ant)

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015