Jambi (ANTARA Jambi) - Museum Sigenjei Kota Jambi menyimpan 3.373 koleksi bersejarah yang bisa meningkatkan kunjungan jumlah wisatawan ke kota itu, baik dari kalangan pelajar, mahasiswa maupun para peneliti.

Kepala Museum Sigenjei Jambi Badmiril Amri, Jumat, mengatakan, koleksi benda sejarah di museumnya selalu dipublikasikan untuk dipelajari dan diteliti baik oleh kalangan pelajar, mahasiswa, dan peneliti khususnya.

"Kami selalu publikasikan seperti melalui beberapa pameran untuk diteliti. Bahkan beberapa pakar dari Jepang di antaranya Prof Ito beberapa waktu lalu meneliti patung Budha yang ukurannya kecil itu," kata Badmiril.

Badmiril mengungkapkan, banyak benda bersejarah koleksi Museum Sigenjei yang juga terdaftar di museum-museum negara luar dengan Bahasa Sanskerta.

Koleksi Museum Sigenjei, katanya, sudah kelebihan, di mana dalam RPJMD Provinsi Jambi menargetkan jumlah koleksi sebanyak 3.050. Namun museum itu sudah mengkoleksi 3.375 benda bersejarah.

Dia menjelaskan, ribuan koleksi yang ada usianya mulai dari abad ke 5. Benda bersejarah itu terus dirawat dan semakin banyak dikenal karena kunjungan wisatawan ke museum terus meningkat. Benda bersejarah itu ada yang ditemukan masyarakat dan oleh peneliti.

"Koleksi yang ada mulai masuknya Islam ke Jambi khususnya dan di Indonesia pada umumnya, bisa abad ke-5 abad ke-6 atau selanjutnya. Koleksi yang kita pamerkan lengkap beserta penjelasan, seperti asal benda dan bahan benda itu sendiri," katanya.

Menurutnya, jika benda bersejarah temuan masyarakat dititipkan di museum tentu barang koleksi tersebut akan tahan beratus-ratus tahun. Selain itu pemilik bisa setiap saat melihatnya di museum.

"Saya mengapresiasi partisipasi warga Jambi menyerahkan barang-barang bersejarah yang mereka temukan. Ketika mereka punya koleksi kami coba menawarkan untuk dirawat dan dipamerkan di museum, dan masyarakat sangat merespons itu," katanya.

Badmiril juga mengatakan bahwa koleksi dari tangan masyarakat tidak ada istilah ganti untung, sebab benda bersejarah seperti keris harganya tidak ternilai.

"Tidak ada ganti untung, ada masyarakat yang hanya menitipkan saja di museum tapi dibuat berita acara. Dan ada memang yang diberikan sekadar ganti. Kalau ganti rugi benda bersejarah itu tidak ternilai, satu keris saja mungkin harganya miliaran rupiah, mana sanggup pemerintah bayar," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Provinsi Jambi, Edi Erizon mengatakan, Museum Sigenjei selalu mengadakan pameran-pameran untuk meningkatkan jumlah wisatawan dan menjadi ajang pembelajaran bagi anak didik.

"Museum adalah pilihan destinasi wisata, untuk itu kita selalu mengadakan pameran khusus di Museum Sigenjei untuk menarik minat pengunjung," katanya.

Begitu juga dengan anak didik, Erizon mengatakan dengan mengunjungi museum siswa-siswi secara langsung dapat melihat benda-benda peninggalan sejarah di Jambi, dan akan mengetahui lebih mendalam sejarah tersebut, katanya menjelaskan. (Ant)

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015