Jambi (ANTARA Jambi) - Warga Talangduku, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi, berharap pelabuhan yang ada di kawasan permukiman mereka tidak ditutup menyusul dibangunnya pelabuhan baru di Kabupaten Muara Sabak provinsi setempat.

"Ada isu Pelabuhan Talangduku akan ditutup, ini jelas membuat kami resah, karena pelabuhan Talangduku ini ikon kami di sini," kata Kepala Desa Talangduku, Muslim di Muarojambi, Selasa.

Muslim mengatakan bahwa selama ini Pelabuhan Talangduku dengan luas 271 hektare itu sangat berdampak bagi perekonomian masyarakat di sekitar. Banyak warga yang bekerja sebagai kuli di pelabuhan itu.

"Kami di sini cukup jarang diperhatikan oleh pemerintah. Makanya jika memang akan ditutup jelas akan membuat sejumlah warga kecewa karena hilang pekerjaan," katanya.

Bahkan kata Muslim, sekitar 30 persen tenaga kerja di pelabuhan  itu merupakan warga asli yang bermukim di kawasan pelabuhan.

Menanggapi hal tersebut, General Manager PT IPC Terminal Petikemas Perwakilan Jambi, Cheppy Rymeta Atmadja mengatakan, saat ini pihaknya bersama Pemerintah Provinsi Jambi berusaha bagaimana biaya logistik bisa lebih murah. Pasalnya jarak tempuh dari Talangduku ke luar provinsi cukup jauh jika dibandingkan dari Muara Sabak.

"Pemerintah mungkin tidak melihat lebih penting masyarakat yang di Sabak atau di Talangduku, tetapi yang dilihat biaya logistik yang mana yang murah buat Provinsi Jambi. Jadi kalau Sabak lebih murah kenapa tidak," katanya.

Cheppy mengatakan, untuk beberapa tahun ke depan Pelabuhan Talangduku masih akan terus beroperasi, bukan sama sekali tutup. Apalagi pengiriman batu bara melalui pelabuhan itu masih cukup tinggi.

Dia mengakui bahwa ada kekhawatiran oleh sejumlah masyarakat di sekitar Pelabuhan Talangduku. Namun ia kini tak mampu berbuat banyak karena semua wewenang ada di Pemerintah Provinsi Jambi.

"Ke depan kami melihat dari kacamata Pemerintah Provinsi Jambi, bukan dari masyarakat," kata Cheppy.

Namun ia menegaskan akan tetap memberdayakan masyarakat di daerah Talangduku untuk bekerja baik di Pelabuhan Muara Sabak ataupun pelabuhan lama.

"Pelabuhan Talangduku masih tetap diprioritaskan masyarakat di sini untuk bekerja. Selain itu di Pelabuhan Muara Sabak juga sebagian menggunakan tenaga kerja dari masyarakat Talangduku yang sebelumnya telah mempunyai keahlian. Namun kami tetap merangkul masyarakat Muara Sabak juga," katanya.

Dia menjelaskan, untuk pengiriman karet dan peti kemas nantinya akan difokuskan di Pelabuhan Muara Sabak. Sementara untuk pengiriman batu bara masih akan tetap di Pelabuhan Talangduku.

"Sebenarnya pelabuhan di Muara Sabak sudah ada kegiatan. Tahun 2015 lalu sudah mencapai 50 ribu ton pengiriman, mulai dari aspal curah, pupuk ataupun semen," katanya menambahkan.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pelayaran Nasional Indonesia Jambi Edi Best, berharap pelabuhan di Muara Sabak nantinya mampu bersinergi dengan perekonomian di Provinsi Jambi, hal ini mengingat masih banyak perusahaan yang lebih memilih mengirim melalui pelabuhan di provinsi tetangga seperti Palembang dan Lampung.

Dia mengakui bahwa sejak portal Pelabuhan Muara Sabak sudah dibangun, perlahan cukup berpengaruh terhadap Pelabuhan Talangduku.

"Tetapi bagaimana untuk pengembanganya saat ini belum jelas. Harapan kami bagaimana membangun pelabuhan yang bersinergi mengingat Infrastruktur yang ada di Muara Sabak saat ini masih sangat memprihatinkan," kata Edi. (Ant)

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016