Jambi (ANTARA Jambi) - Wali Kota Jambi Syarif Fasha mengatakan, lapangan tenis yang akan dibangun di rumah dinasnya dengan APBD sebesar Rp2,7 miliar itu bisa gunakan secara multifungsi.

"Jadi sebenarnya lapangan tenis itu hanya melengkapi saja, dan nanti itu kegunaannya multifungsi, kalau ada pengajian ataupun kita mau mengumpulkan masyarakat dalam skala besar nantinya bisa di tempat itu," kata Fasha di Jambi, Minggu.

Di belakang rumah dinasnya yang koltur tanahnya rawa itu, kata Fasha awalnya bukan mau dibangun lapangan tenis, namun hanya akan dicor semen dan dipasang atap kanopi yang nantinya akan dimanfaatkan untuk pertemuan terbuka.

"Cuma SKPD bilang kalau sudah dicor dan dipasang kanopi, kenapa tidak dijadikan tempat olah raga lapangan tenis saja. Jadi sebenarnya lapangan tenis itu hanya melengkapi saja dan intinya itu untuk pertemuan terbuka,"  katanya menjelaskan.

Terkait adanya penolakan dari pihak legislatif soal pembangunan lapangan tenis tersebut, pihaknya mengatakan anggaran itu sejak awal sudah masuk dalam DPA dan sudah melalui pembahasan.

"Tanya sama banggar itu kerjanya apa, kok sedikit ada masalah seperti itu bilangnya tidak masuk dianggaran, itu kan sejak awal sudah masuk dan dibahas semua," katanya menjelaskan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Jambi Khairudin Fikri ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa Pemkot Jambi memang akan membangun  lapangan tenis di rumah dinas wali kota.

"Lapangan tenis itu rencananya dibangun di bagian belakang rumah dinas. Konsepnya sudah ada, nanti lapangannya di belakang rumah dinas, kebetulan di belakang itu masih ada lahan yang kosong," kata dia.

Ketua Panitia Khusus LKPJ Wali Kota Jambi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Jambi, Paul Andre mengatakan, pembangunan lapangan tenis di rumah dinas wali kota tersebut merupakan pemborosan anggaran.

"Pembangunan lapangan tenis itu belum diperlukan atau belum sesuatu yang urgen. Jadi untuk apa itu, yang ada hanya pemborosan anggaran," kata Paul.

Menurutnya, pembangunan lapangan tenis tersebut tidak relevan dengan kebutuhan di dalam rumah dinas itu.

"Tamu yang berkunjung di rumah dinas itu untuk bekerja bukan untuk bermain. Menurut saya itu sangat tidak relevan," katanya.

Sementara itu, pengamat sosial dan pemerintahan Jambi Ferdiansyah Rivai, menilai pembangunan dan penataan fasilitas rumah dinas wali kota Jambi yang sekarang sedang dikerjakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) setempat itu belum sesuatu yang mendesak.

"Pembangunan dan penataan sejumlah fasilitas di rumah dinas wali kota Jambi itu belum begitu penting, karena sebaiknya pembangunan itu harus memprioritaskan sektor publik yang lebih penting untuk masyarakat," kata Ferdiansyah.

Ferdiansyah Rivai yang merupakan putra asli Jambi yang juga Dosen Hubungan Internasional Universitas Sriwijaya itu mengatakan, pembangunan sektor publik yang memang harus fokus dilakukan itu seperti pembangunan untuk meningkatkan infrastruktur pendidikan, kesehatan, air bersih dan fasilitas publik lainnya yang bisa diakses oleh masyarakat kalangan bawah.

"Karena tren kepemimpinan saat ini adalah pemimpin yang melayani, jika wali kota ngotot, maka kepemimpinan ini akan menjadi langkah mundur dan justru akan kembali ke model kepemimpinan lama ala raja-raja, yang sangat suka membangun istana-istana dan kraton yang berjarak dan sulit diakses oleh rakyat," katanya menjelaskan.

Menurutnya, daripada wali kota Jambi membangun lapangan tenis di rumah dinasnya itu alangkah baiknya membangun lapangan futsal yang merupakan olah raga yang populer semua kalangan sehingga lebih mudah diakses.

"Tenis itu olahraga yang memiliki segmen khusus (umumnya kalangan atas), sedangkan futsal adalah olahraga yang popouler di semua kalangan. Jika nanti lapangannya itu dibuka untuk publik, maka bisa sekaligus jadi arena penampung aspirasi masyarakat," kata alumni pascasarjana HI Universitas Gajah Mada (UGM) itu. (Ant)

Pewarta: Gresi Plasmanto

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016