Jambi (ANTARA Jambi) - Deputi Advokasi Penggerakan dan Informasi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pusat, Abidinsyah Siregar menyebutkan bahwa pernikahan dini di Indonesia cenderung bertambah banyak.
"Ini menjadi tantangan bagi kita ke depan, kita tidak melarang orang menikah lebih muda, tapi ingat jika menikah di usia matang itu lebih baik," kata Abidinsyah usai pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi, di Jambi, Jumat.
Dijelaskannya, usia matang menikah dari segi fisik, biologi dan umur itu sudah ada kajian dari para ahli. Perempuan sebaiknya menikah paling rendah usia 21 tahun dan laki-laki 25 tahun.
"Kalau itu sudah tercapai, sudah pastilah pasangan itu sudah lulus SMA bahkan lulus perguruan tinggi. Di usia itu otamatis cara berpikir pasangan penuh tanggung jawab. Artinya menikah dan buat anak itu jangan coba-coba," katanya.
Dia mengatakan pemerintah ingin punya jumlah anak yang terkendali dan jika diperbolehkan punya anak dua sudah cukup. Artinya jika hanya dua anak maka anak itu akan tumbuh betul-betul dari kesadaran dan pengetahuan dan keyakinan dari kedua orang tuanya.
Selanjutnya Abidinsyah mengatakan bahwa untuk mengurangi pernikahan dini ini banyak contoh yang bisa dilakukan. Salah satunya ajaran kedua orang tua, pendidikan sekolah dan ajaran islam.
"Banyak sekali pelajaran yang berhubungan dengan upaya peningkatan kualitas manusia. Dan inilah tempatnya. Kita berharap pejabat BKKBN yang baru dapat melanjutkan program kepala BKKBN yang lama," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jambi Fachrori Umar mengatakan BKKBN sebagai instansi yang membidangi kependudukan memiliki peran yang sangat penting dan sangat berkaitan dengan program pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah termasuk Pemerintah Daerah.
"Karena kajian kependudukan sangat penting dalam perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan," katanya.
Sebab itu, wagub mengharapkan dan mengimbau SKPD Pemprov Jambi agar bersinergi dengan BKKBN Perwakilan Provinsi Jambi, untuk menyukseskan pembangunan manusia di provinsi tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016
"Ini menjadi tantangan bagi kita ke depan, kita tidak melarang orang menikah lebih muda, tapi ingat jika menikah di usia matang itu lebih baik," kata Abidinsyah usai pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi, di Jambi, Jumat.
Dijelaskannya, usia matang menikah dari segi fisik, biologi dan umur itu sudah ada kajian dari para ahli. Perempuan sebaiknya menikah paling rendah usia 21 tahun dan laki-laki 25 tahun.
"Kalau itu sudah tercapai, sudah pastilah pasangan itu sudah lulus SMA bahkan lulus perguruan tinggi. Di usia itu otamatis cara berpikir pasangan penuh tanggung jawab. Artinya menikah dan buat anak itu jangan coba-coba," katanya.
Dia mengatakan pemerintah ingin punya jumlah anak yang terkendali dan jika diperbolehkan punya anak dua sudah cukup. Artinya jika hanya dua anak maka anak itu akan tumbuh betul-betul dari kesadaran dan pengetahuan dan keyakinan dari kedua orang tuanya.
Selanjutnya Abidinsyah mengatakan bahwa untuk mengurangi pernikahan dini ini banyak contoh yang bisa dilakukan. Salah satunya ajaran kedua orang tua, pendidikan sekolah dan ajaran islam.
"Banyak sekali pelajaran yang berhubungan dengan upaya peningkatan kualitas manusia. Dan inilah tempatnya. Kita berharap pejabat BKKBN yang baru dapat melanjutkan program kepala BKKBN yang lama," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jambi Fachrori Umar mengatakan BKKBN sebagai instansi yang membidangi kependudukan memiliki peran yang sangat penting dan sangat berkaitan dengan program pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah termasuk Pemerintah Daerah.
"Karena kajian kependudukan sangat penting dalam perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan," katanya.
Sebab itu, wagub mengharapkan dan mengimbau SKPD Pemprov Jambi agar bersinergi dengan BKKBN Perwakilan Provinsi Jambi, untuk menyukseskan pembangunan manusia di provinsi tersebut.
Editor : Azhari
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016