Jakarta (ANTARA Jambi) - Mantan teroris Abdurrahman Ayyub menyatakan bahwa radikalisme mematikan akal sehat sehingga orang yang terpengaruh paham itu tidak bisa berpikir jernih.

"Bila seseorang telah terkena propaganda radikalisme dan terorisme maka akal mereka akan dangkal dan logikanya rusak," kata Ustadz Ayyub, sapaan akrabnya, di Jakarta, Rabu.

Bekas Ketua Mantiqi IV Wilayah Australia Jamaah Islamiyah ini mencontohkan dirinya sendiri sewaktu masih aktif di kelompok Negara Islam Indonesia (NII) dan Jamaah Islamiyah.

"Saat masih di front saya mendapat doktrin kalau mimpi keluarga itu adalah gangguan setan, padahal itu fitrah manusia, rindu lama tidak bertemu saudara. Jadi, logika dan akal sehat dimatikan melalui doktrin-doktrin sesat mereka," ungkapnya.

Menurut dia, sekarang malah lebih seram lagi, seperti yang dilakukan ISIS yang selalu mengusung ayat Al Quran dan Hadits dalam menjalankan aksi kekerasan. Mereka mengafirkan orang yang tidak sepaham dan menghalalkan darahnya untuk dibunuh, dirampok, dan diperkosa.

Oleh karena itu, ia mewanti-wanti para orang tua agar betul-betul menjaga anaknya agar tidak terpengaruh paham radikal, terorisme, dan ISIS, baik dari pergaulan maupun internet.

Di dalam belajar agama, kata dia, hendaknya mencari guru atau ustadz yang benar-benar paham agama agar tidak terjerumus kepada ajaran yang justru menyalahi Islam, apalagi sampai direkrut sebagai anggota kelompok teroris.

"Jangan sekali-sekali membiarkan anak belajar dari ustadz Google atau situs pencari apa pun di internet. Tanyalah pada guru, kiai, ustadz, bila ingin tahu ayat dan hadits yang sahih," ujar Ayyub.

Dikatakannya bahwa Islam harus dipahami secara benar dan tidak setengah-setengah. Bila pemahaman dangkal maka tidak akan bisa melawan doktrin dari luar yang mengatasnamakan Islam, padahal doktrin itu intinya jauh dari pengertian Islam itu sendiri.

"Itulah yang sekarang digunakan pengikut paham radikal dan terorisme, khususnya ISIS, dalam menjalankan propagandanya. Mereka mengatasnamakan Islam, tapi sebenarnya jauh dari Islam itu sendiri," katanya.

Pewarta: Sigit Pinardi

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016