Muarasabak (ANTARA Jambi) - Tanggal 28 September 2016 adalah momen bersejarah bagi Kabupaten Tanjung Jabung Timur,  pada hari itu, Gubernur Jambi H. Zumi Zola Zulkifli, STP, MA meresmikan Gardu Induk (GI) Muara Sabak yang berkapasitas 30 Megawatt  untuk meningkatkan suplay energy listrik di wilayah pesisir pantai timur Provinsi Jambi ini.

“Kini Tanjabtim tidak lagi mengalami krisis listrik, persoalan listrik sudah bisa diatasi, malah dari Tanjabtim bisa menyuplai daya listrik ke kabupaten lainnya, kebutuhan listrik di tanjabtim sebesar 20 hingga 25 megawatt, sudah terpenuhi,” kata Zola

Dengan beroperasinya GI Muarasabak, peresmian ini juga sekaligus merealisasikan janji Zola saat menjadi Bupati Tanjabtim untuk mengatasi krisis listrik di Tanjabtim secepat mungkin. “Kita berterima kasih kepada Pak Gubernur, ini juga merupakan jerih payah beliau saat masih menjabat sebagai bupati Tanjabtim, kini daerah Kami tidak krisi listrik lagi,” ujar Bupati Tanjabtim Romi Haryanto, SE

Penantian panjang selama 17 tahun Sebagai Kabupaten yang baru dimekarkan pada tahun 1999, kondisi ketersediaan tenaga listrik di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada saat itu sangatlah minim, dengan hanya mengandalkan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), baru 25 persen masyarakatnya yang merasakan penerangan listrik. Itu pun mereka hanya menikmatinya selama 12 jam, kadang kala itu pun harus bergilir.

Sejak dimekarkan tahun 1999, krisis listrik trus berlanjut hingga tahun 2003, pada tahun ini ada sedikit peningkatan rasio elektrifikasi sebesar 32 persen, ini ditopang dengan di bangunnya system interkoneksi dari jambi, dan pihak kabupaten pun secara bertahap mengembangkan jaringan di beberapa kecamatan hingga pada tahun 2009.

Melalui system interkoneksi GI Selincah dan GI  Aur Duri, Pemerintah Kabupaten pun mulai merintis jaringan-jaringan baru antara tahun 2009 hingga 2014, dengan daya 15 megawatt, Tanjabtim telah mampu meningkatkan ratio hingga 76 persen. Peningkatan ini juga ditopang dengan bantuan amper gratis untuk masyarakat miskin pada tahun 2012-2013 sebanyak 4083 unit.

Sayangnya, ketersediaan daya dengan jumlah kebutuhan tenaga listrik masih saja kurang, listrik yang sering padam dan daya yang tidak stabil menjadi keluhan warga setiap hari, bahkan beberapa kali PLN menjadi sasaran kemarahan warga karena rusaknya barang-barang elektronik mereka.

Sebenarnya, GI Muarasabak telah selesai pengerjaan pada tahun 2013, namum belum dapat di operasikan karena pekerjaan jaringan tower koneksi yang belum selesai, terlebih dengan adanya hambatan terkait dengan pembebasan lahan dan Right of Way (ROW) sempat terkendala, walau memakan waktu hingga 3 tahun, namun berkat koordinasi antara PLN, Pemkab dan pihak terkait persoalan tersebut bisa diatasi.

“Waktu itu, Pak Bupati (Zumi Zola) menelpon saya tiap minggu menanyakan progress penyelesaian terkait masalah GI ini,” kisah Kadis ESDM Tanjabtim, Yan Rizal. Pengurusan izin ke kementrian Kehutanan, lanjut yan Rizal, juga cukup memakan waktu, sebab ada 32 titik SUTET (Saluran Udara Tegangan Tinggi) yang melewati Hutan Tanaman Industri yang di kelola PT WKS.

Kerja keras pihak terkait dan komitmen pemerintah dalam upaya meningkatkan rasio elektrifikasi di kabupaten Tanjabtim kini sudah dapat dirasakan masyarakatnya, dan pada tahun 2017 rasio ini ditargetkan oleh Pemkab dapat mencapai 98 persen. Dari 73 Desa dan kelurahan yang ada di Tanjabtim, tinggal 9 desa yang belum teraliri listrik, di tahun 2017 pemenuhan kebutuhan listrik di 9 desa ini diharapkan dapat terpenuhi.

Kami berharap,suplayan listrik ini tidak hanya membuat kebutuhan listrik tercukupi, tetapi kami juga berharap bisa dimanfaatkan oleh para pelaku usaha, sehingga dapat mendorong perekonomian masyarakat,” Kata Rommi Haryanto

 

Pewarta: Zekki Zulkarnaen

Editor : Dodi Saputra


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016