Lima Puluh Kota, Sumbar, (ANTARA Jambi) - Kepala Unit III Sosial Budaya Intelijen dan Keamanan Polres Lima Puluh Kota,Polda Sumatera Barat Aiptu Haris Afrando menduga ada belasan orang di wilayahnya yang menjadi simpatisan kelompok Islam garis keras, Majelis Mujahid Indonesia (MMI).
Kendati demikian, pengaruh paham yang ditanamkan oleh kelompok tersebut kepada para simpatisan belum terlalu kuat dan tidak mengkhawatirkan.
"Mereka masih mau dengar (dinasihati)," kata Aiptu Haris dalam diskusi bertajuk Membangun dan Memperkuat Peran Serta Masyarakat Dalam Mencegah Radikalisme di Wilayah Hukum Polres Lima Puluh Kota, di Lima Puluh Kota, Sumbar, Rabu.
Kendati demikian, pemimpin MMI, Abu Jibril dan terpidana kasus terorisme, Abu Bakar Baasyir tercatat pernah berkunjung kabupaten ini sehingga ada kekhawatiran para warga kabupaten ini bisa teradikalisasi.
Sementara beberapa warga Kabupaten Lima Puluh Kota mengaku pernah bergabung menjadi anggota organisasi terlarang, Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
"Ada warga kami yang masuk Gafatar, tapi wilayah hukumnya masuk ke (Polres) Payakumbuh," katanya.
Pihaknya juga terus memantau para warganya yang merantau ke daerah lain.
"Perlu dikontrol (aktivitas) warga yang merantau," katanya.
Pasalnya di Padang Pariaman, ada warga yang pernah merantau ke daerah lain dan ternyata terlibat jaringan terorisme.
Sementara untuk menjaga keamanan dan mencegah warganya dari pengaruh paham radikalisme, Kasatbinmas Polres Lima Puluh Kota, Iptu Afdhal menerapkan beberapa bentuk pengamanan diantaranya satuan pengamanan, mengaktifkan sistem keamanan lingkungan (siskamling) di nagari-nagari (setara desa), memberikan penyuluhan tentang toleransi beragama dan ke-bhinneka-an serta mensosialisasikan bahaya paham radikal dan terorisme pada masyarakat.
Afdhal pun mengingatkan warga agar mewaspadai jika ada tingkah laku yang mencurigakan dari para pendatang yang bertamu atau mengontrak atau kost dan meminta warga untuk menginformasikan hal tersebut kepada ketua RT/RW ataupun aparat.
"Tolong kalau ada warga yang baru pindah, perhatikan gerak-geriknya. Jangan mudah percaya! Laporkan kalau ada yang mencurigakan," kata Iptu Afdhal.
Sementara Polres Lima Puluh Kota juga telah menandatangani nota kesepahaman dengan Dinas Pendidikan setempat tentang bahaya terorisme, separatis dan ideologi anti Pancasila.
Selain itu ada juga gerakan sambang yang dilaksanakan oleh para bhabinkamtibmas ke rumah-rumah di desa wilayah tugas bhabinkamtibmas tersebut.
"Ada kegiatan door to door yang dilakukan bhabinkamtibmas," katanya.
Kegiatan lainnya, para bhabinkamtibmas juga mengunjungi sekolah-sekolah untuk mencegah penyebaran paham radikalisme di kalangan siswa.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016
Kendati demikian, pengaruh paham yang ditanamkan oleh kelompok tersebut kepada para simpatisan belum terlalu kuat dan tidak mengkhawatirkan.
"Mereka masih mau dengar (dinasihati)," kata Aiptu Haris dalam diskusi bertajuk Membangun dan Memperkuat Peran Serta Masyarakat Dalam Mencegah Radikalisme di Wilayah Hukum Polres Lima Puluh Kota, di Lima Puluh Kota, Sumbar, Rabu.
Kendati demikian, pemimpin MMI, Abu Jibril dan terpidana kasus terorisme, Abu Bakar Baasyir tercatat pernah berkunjung kabupaten ini sehingga ada kekhawatiran para warga kabupaten ini bisa teradikalisasi.
Sementara beberapa warga Kabupaten Lima Puluh Kota mengaku pernah bergabung menjadi anggota organisasi terlarang, Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
"Ada warga kami yang masuk Gafatar, tapi wilayah hukumnya masuk ke (Polres) Payakumbuh," katanya.
Pihaknya juga terus memantau para warganya yang merantau ke daerah lain.
"Perlu dikontrol (aktivitas) warga yang merantau," katanya.
Pasalnya di Padang Pariaman, ada warga yang pernah merantau ke daerah lain dan ternyata terlibat jaringan terorisme.
Sementara untuk menjaga keamanan dan mencegah warganya dari pengaruh paham radikalisme, Kasatbinmas Polres Lima Puluh Kota, Iptu Afdhal menerapkan beberapa bentuk pengamanan diantaranya satuan pengamanan, mengaktifkan sistem keamanan lingkungan (siskamling) di nagari-nagari (setara desa), memberikan penyuluhan tentang toleransi beragama dan ke-bhinneka-an serta mensosialisasikan bahaya paham radikal dan terorisme pada masyarakat.
Afdhal pun mengingatkan warga agar mewaspadai jika ada tingkah laku yang mencurigakan dari para pendatang yang bertamu atau mengontrak atau kost dan meminta warga untuk menginformasikan hal tersebut kepada ketua RT/RW ataupun aparat.
"Tolong kalau ada warga yang baru pindah, perhatikan gerak-geriknya. Jangan mudah percaya! Laporkan kalau ada yang mencurigakan," kata Iptu Afdhal.
Sementara Polres Lima Puluh Kota juga telah menandatangani nota kesepahaman dengan Dinas Pendidikan setempat tentang bahaya terorisme, separatis dan ideologi anti Pancasila.
Selain itu ada juga gerakan sambang yang dilaksanakan oleh para bhabinkamtibmas ke rumah-rumah di desa wilayah tugas bhabinkamtibmas tersebut.
"Ada kegiatan door to door yang dilakukan bhabinkamtibmas," katanya.
Kegiatan lainnya, para bhabinkamtibmas juga mengunjungi sekolah-sekolah untuk mencegah penyebaran paham radikalisme di kalangan siswa.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016