Jambi (ANTARA Jambi) - Manager Komunikasi Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi Rudi Syaf, mengatakan lahan bekas tambang emas ilegal khususnya di Kabupaten Merangin dan Sarolangun, Provinsi Jambi, perlu dilakukan pemulihan agar tidak menimbulkan masalah baru.

"Pemulihan (reklamasi) eks lahan tambang emas mau tidak mau perlu dilakukan, jika tidak kemungkinan akan menimbulkan masalah baru," kata Rudi dalam media gathering catatan akhir tahun KKI Warsi di Jambi, Selasa.

Menurutnya, lahan tambang emas ilegal yang dikeruk dengan alat berat sehingga menghasilkan lubang-lubang itu jika dibiarkan akan menjadi bencana baru bagi masyarakat.

"Tanah galian tambang emas ilegal itu sudah dibolak-balik, jadi itu tidak bisa lagi digunakan untuk bercocok tanam, tingkat keasaman sudah hilang. Ikan pun tidak bisa hidup karena tidak ada alur sungai," katanya.

Masalah baru yang muncul menurutnya Rudi adalah masalah kesehatan, dimana lubang bekas galian menjadi sarang nyamuk bertelur.

"Masalahnya memang tidak sekarang, tapi beberapa tahun ke depan kemungkinan menjadi masalah. Tempat itu menjadi sarang nyamuk dan tentu mengancam kesehatan.

Pemulihan lahan bekas tambang emas ilegal kata Rudi tidak bisa dilakukan pemerintah kabupaten saja sebab itu ilegal, tapi harus dilakukan mulai dari pemerintah pusat, provinsi hingga tingkat kabupaten.

Di samping itu, saat ini seluas 10.926 alur sungai di dua kabupaten Merangin dan Sarolangun rusak akibat aktivitas penambangan ilegal tersebut.

"Secara ekologi aktivitas Peti juga telah menyebabkan kerusakan sungai mulai dengan terjadinya pelebaran hingga pencemaran sungai," kata Rudi.

Aktivitas penambangan emas ilegal ini umumnya terjadi di empat kabupaten di Jambi. Yakni Merangin, Sarolangun, Bungo dan Tebo. Bahkan telah menelan puluhan korban jiwa.

"Dari Catatan WARSI secara sosial aktivitas Peti telah menelan korban sebanyak 22 orang. Korban tewas terbanyak berasal dari Kabupaten Merangin dan Sarolangun," katanya menambahkan.


Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016