Jambi (ANTARA Jambi) - Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Manap Kota Jambi menyebutkan, tingkat kunjungan pasien di rumah sakit itu meningkat 15 persen sehingga berpengaruh pada stok obat-obatan.

Direktur RSUD Abdul Manap Kota Jambi dr Maulana di Jambi, Rabu, mengatakan kondisi tersebut di luar dugaan karena sudah memasuki akhir tahun dan pembelian stok obat sulit untuk dianggarkan lagi.

"Pasien meningkat dan otomatis kebutuhan obat juga meningkat, dan bulan ini stok obat kekurangan," kata Maulana.

Hal tersebut kata Maulana, merupakan konsekuensi adanya kepercayaan masyarakat yang meningkat dan tentunya berdampak pada kekurangan diberbagai item, seperti obat-obatan.

Dijelaskannya, jenis obat yang stoknya kurang itu diantaranya adalah untuk pasien poli jantung karena obatnya mahal sehingga banyak menyedot anggaran, selain itu juga obat-obatan untuk penyakit dalam lainnya.

"Obat-obatan yang tidak tersedia saat ini akan dikolaborasikan dengan gudang farmasi dinas, itu untuk menutupi kekosongan tersebut," kata dia.

Ke depan lanjut Maulana, kekurangan obat tersebut tidak akan terjadi, karena per 1 Januari 2017 RSUD Abdul Manap statusnya sudah menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

"Jadi nanti kebutuhan seperti obat obatan itu kita sesuaikan dengan jumlah pasien. Tidak perlu mendapat persetujuan dari Pemda lagi, bahkan setiap bulan bisa kita beli sesuai dengan tren penyakit," katanya menjelaskan.

Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Kota Jambi Sutiono meminta agar pihak rumah sakit mempercepat pelaksanaan BLUD itu, yang diharapkan rumah sakit bisa membeli obat tanpa harus menunggu proses penganggaran.

"Bisa disesuaikan jenis obat apa yang perlu di tambah dan lainnya," katanya.

Selain itu untuk mengisi kekosongan obat itu, pihak RSUD harus segera mencarikan solusi agar masyarakat tidak cemas ketika berobat ke rumah sakit, katanya menambahkan.


Pewarta: Gresi Plasmanto

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016