Jambi, Antarajambi.com - Kecepatan angin pada saat hujan badai yang melanda Kota Jambi pada Minggu (19/3) malam termasuk kategori ekstrem, kata Kepala Kantor Stasiun BMKG Sultan Thaha Jambi Nurangesti Widyastuti di Jambi, Senin.
"Kecepatan angin pada saat hujan badai Minggu malam itu mencapai 29 knot, itu termasuk eksreme. Kendati hanya terjadi hanya beberapa detik," kata Nurangesti.
Menurut dia, hujan badai melanda Kota Jambi pada Minggu malam sejak pukul 21.20 WIB hingga pukul 22.30 WIB. Saat itu angin berhembus dari arah barat ke timur yang disebabkan oleh awan cumulonimbus.
"Kecepatan angin rata-rata memang pada 19-24 knot. Namun beberapa saat terjadi mencapai 29 knot," katanya.
Menurut dia, kecepatan angin di atas 25 knot itu termasuk ekstrem, apalagi hingga 29 knot. Hal itu dikarenakan adanya tekanan udara dari atas ke bawah yang didominasi hembusan angin dari arah barat ke timur.
Hal itu diakibatkan suhu udara cukup panas pada Minggu siang sehingga terjadi penguapan air membentuk awak cumulonimbus di langit Jambi.
Akibat hujan badai itu juga menurut Nurangesti monitor display pemantau cuaca yang diperuntukan bagi calon penumpang pesawat di Bandara Sultan Thaha Jambi tumbang dan pecah, sehingga tidak bisa dioperasikan.
"Monitor diplay yang memberi informasi cuaca bagi calon penumpang di dekat costumer service itu tumbang dan rusak, sehingga Senin (20/1) tidak bisa dioperasikan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2017
"Kecepatan angin pada saat hujan badai Minggu malam itu mencapai 29 knot, itu termasuk eksreme. Kendati hanya terjadi hanya beberapa detik," kata Nurangesti.
Menurut dia, hujan badai melanda Kota Jambi pada Minggu malam sejak pukul 21.20 WIB hingga pukul 22.30 WIB. Saat itu angin berhembus dari arah barat ke timur yang disebabkan oleh awan cumulonimbus.
"Kecepatan angin rata-rata memang pada 19-24 knot. Namun beberapa saat terjadi mencapai 29 knot," katanya.
Menurut dia, kecepatan angin di atas 25 knot itu termasuk ekstrem, apalagi hingga 29 knot. Hal itu dikarenakan adanya tekanan udara dari atas ke bawah yang didominasi hembusan angin dari arah barat ke timur.
Hal itu diakibatkan suhu udara cukup panas pada Minggu siang sehingga terjadi penguapan air membentuk awak cumulonimbus di langit Jambi.
Akibat hujan badai itu juga menurut Nurangesti monitor display pemantau cuaca yang diperuntukan bagi calon penumpang pesawat di Bandara Sultan Thaha Jambi tumbang dan pecah, sehingga tidak bisa dioperasikan.
"Monitor diplay yang memberi informasi cuaca bagi calon penumpang di dekat costumer service itu tumbang dan rusak, sehingga Senin (20/1) tidak bisa dioperasikan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2017