Jambi, Antarajambi.com - PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region II Sumbagsel menyikapi kabar kelangkaan gas elpiji di Kabupaten Tanjungjabung Barat, Provinsi Jambi, dengan memeriksa ketersediaan gas elpiji di pangkalan resmi daerah itu.

"Dari hasil pengecekan di lapangan, dapat dipastikan gas elpiji tersedia dan mencukupi dengan harga sesuai harga eceran tertinggi (HET)," kata Area Manager Communication dan Relations pada PT Pertamina (Persero) Wilayah Operasi Pemasaran II Sumbagsel, M Roby Hervindo yang dihubungi dari Jambi, Senin.

Ia menjelaskan, tidak ada pengurangan penyaluran tabung gas elpiji khususnya tabung ukuran tiga kilogram. Rata-rata konsumsi harian gas elpiji subsidi di Kabupaten Tanjungjabung Barat lebih dari 6.900 tabung per hari. 

Selain pemeriksaan pangkalan, Pertamina juga melakukan operasi pasar elpiji tabung ukuran tiga kilogram untuk memenuhi peningkatan kebutuhan masyarakat di enam kecamatan di wilayah Kabupaten Tanjabbar, Jambi pada 3--10 November 2017.  

Jumlah tabung yang ditawarkan pada operasi pasar tersebut, sebanyak 7.480 tabung, dan masing-masing kecamatan disiapkan sekitar 560 tabung. 

Pada operasi pasar hari pertama, yaitu 3 November 2017 yang lalu kata Roby, meski terlihat antrian, namun tabung gas elpiji tiga kilogram hanya laku dijual sebanyak 308 tabung.  

"Operasi pasar yang dimulai pukul 13.00 hingga 17.00 WIb itu, dari 560 tabung yang kita siapkan di Kecamatan Tungkal Ilir, hanya laku 308 tabung. Kondisi operasi pasar ini mengindikasikan kebutuhan masyarakat terhadap gas elpiji tiga kilogram di Jambi sebenarnya tersedia dan mencukupi," jelasnya.

Sebab itu, Pertamina mengimbau masyarakat untuk tidak panik terkait isu kelangkaan, yang justru akan memicu pembelian lebih besar dari kebutuhan normal sehari-hari.    

Sebanyak 147 pangkalan gas elpiji resmi yang tersebar di Kebupaten Tanjungjabung Barat siap untuk mengakomodir dan menjual gas elpiji tiga kilogram sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 

Pertamina, lanjut Roby juga meminta kepada masyarakat untuk bisa langsung membeli di pangkalan resmi Pertamina sehingga mendapatkan harga eceran tertinggi sesuai dengan yang ditentukan pemerintah setempat Rp18.000. 

"Sedangkan harga di pengecer tidak dapat dikontrol, karena mereka bukan lembaga penyalur resmi Pertamina," kata Roby menambahkan.

Pewarta: Gresi Plasmanto

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2017