Jambi, Antaranews Jambi - Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi terus mendorong minat para petani muda untuk mengembangkan potensi diri dan daerahnya guna meningkatkan produktifitas komoditas unggulan  masing-masing. 

"Melalui berbagai soalisasi dan penyuluhan, kami terus mengetuk dan mendorong petani muda untuk maju mengembangkan potensi diri dan potensi daerah masing-masing. Petani sekarang keren dan itu harus disadari oleh petani muda," kata Kepala Balai Pelatihan Pertanian Jambi Muhammad Syarif di Jambi, Rabu.

Ia menyebutkan, sejumlah kisah sukses petani saat ini sudah tersebar di hampir semua daerah. Sebagian besar mereka mengembangkan potensi lokal daerah masing-masing.

Kuncinya, kata dia sadar akan potensi daerah dan wilayah pertaniannya serta berani mengubah sudut pandang pola bertani, mengikuti perkembangan teknologi dan memperkuat jejaring pasar dari hulu hingga hilir dengan basis komunitas.

"Negeri ini membutuhkan pemuda yang tangguh di berbagai bidang, termasuk di sektor pertanian. Siapa lagi yang akan melanjutkan keunggulan agraris negeri ini bila bukan para generasi muda. Yakinlah sektor pertanian adalah unggulan, potensial dan tulang punggung," katanya.

Lebih lanjut ia menyebutkan, kesadaran untuk melanjutkan kiprah sebagai petani perlu dipupuk di kalangan generasi muda sebagai sebuah pekerjaan yang mulia dan tulang punggung negeri ini di masa depan.

"Pemerintah terus memfasilitasi sektor pertanian, modernisasi alat dann sistem pertanian terus diaplikasikan kepada petani. Sukses petani bukan sebuah cerita tapi itu kenyataan yang berlangsung hingga saat ini," katanya.

Balai Pelatihan Pertanian Jambi yang berlokasi Pal 12 Jambi, atau tepatnya di jalur lintas Jambi-Palembang tersebut terus melakukan berbagai upaya penyuluhan dan pelatihan. Lahan seluas 50 hektare di kawasan itu dijadikan sebagai laboratorium pertanian yang ditumbuhi dengan pohon kelapa sawit, karet dan kakao yang merupakan unggulan di wilayah itu.

Ribuan petani dan penyuluh telah digembleng di balai tersebut, yang membawahi Provinsi, Jambi, Riau, Kepri, Sumatera Utara, Aceh dan Sumatera Barat.
"Merubah 'mind set' petani masih perlu terus dilakukan dan diarahkan. Tak hanya untuk memenuhi pangan keluarga namun juga untuk bisnis. Bukan hanya untuk konsumsi lokal namun untuk dijual ke pasar," katanya.

Ia mencontohkan, untuk petani sawit kepemilikan 20 hektare lahan ideal untuk dikelola secara individu.

"Kepemilikan lahan sawit untuk dikelola perorangan ideal 20 hektare, lebih dari itu motivasinya lain untuk jadi sebuah perusahaan. Itu sangat ideal," katanya.
Ia menyebutkan kisah petani sukses harus menjadi motivasi dan mengikuti kiprahnya namun tidak menduplikasi kiat, melainkan kemampuannya melakukan inovasi dan kreatifitas.

"Inovasi dalam pertanian ini perlu, itu kami tegaskan kepada para penyuluh untuk inovasi dan mendorong inovasi petani," katanya menambahkan.***

Pewarta: Antara

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018