Yogyakarta (Antaranews Jambi) - Mengirimkan dan menyebarluaskan hoax atau konten yang tidak benar ke media sosial secara berantai adalah fitnah berjemaah, kata Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara saat peresmian Grha Suara Muhammadiyah di Yogyakarta, Minggu.
Rudiantara mengaku menyayangkan khalayak harus membuang pulsa dengan mengirimkan informasi atau pesan yang belum jelas kebenarannya ke media sosial begitu menerima informasi itu.
"Kalau di agama Islam bila info itu benar, tetapi orang tidak suka, jadi tidak mendapatkan pahala, apalagi kalau informasi itu tidak benar atau hoax kita kirim ke mana-mana dan dikirim lagi, itu fitnah berjemaah, karena saking banyaknya," kata dia.
Menurut dia, masyarakat pengguna media sosial harus lebih cerdas dalam menanggapi informasi tidak jelas yang beredar di media sosial, setidaknya tidak mengirimkan ke yang lain atau tidak menjadi yang pertama mengirim informasi itu.
"Untuk apa buang pulsa, beda dengan dulu kalau yang telpon itu bayar, yang terima tidak bayar, tapi sekarang di medsos dengan data, yang mengirim bayar, menerima bayar, jadi bila kita menerima sesuatu yang tidak benar, sudah rugi pulsa, rugi pula informasi," kata Rudiantara.
Dia lalu mengharapkan surat kabar Suara Muhammadiyah yang saat ini terbit mingguan lebih intensif menyampaikan informasi yang meneguhkan dan mencerahkan.
Baca juga: Menkominfo: kalau ragu harus "tabayyun"
"Saya harap Suara Muhammadiyah yang memang terbitnya mingguan nanti bukan mingguan lagi, namun lebih sering lagi, tidak harus dalam bentuk cetak, karena teknologi memungkinkan Suara Muhammadiyah bisa menyampaikan syiar lebih jauh," kata Rudiantara.
Menkominfo menantang Suara Muhammadiyah untuk memastikan informasi dari Suara Muhammadiyah bukan hoax.
Apalagi, menurut Menteri, saat ini dari sekitar 42 ribu media daring yang ada di Indonesia, tetapi yang terverifikasi tidak lebih dari 500 media, sehingga kalau masyarakat melihat media itu hampir seluruhnya belum terverifikasi kecuali kurang dari 500 media.
"Suara Muhammadiyah ini saya tidak tahu sudah terverifikasi apa belum, kalau belum kita bantu ke Dewan Pers agar menjadi media yang sudah terverifikasi. Karena kita butuh Suara Muhammadiyah lainnya untuk menjaga dunia informasi di Indonesia menjadi lebih berkualitas," kata Rudiantara.***
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018
Rudiantara mengaku menyayangkan khalayak harus membuang pulsa dengan mengirimkan informasi atau pesan yang belum jelas kebenarannya ke media sosial begitu menerima informasi itu.
"Kalau di agama Islam bila info itu benar, tetapi orang tidak suka, jadi tidak mendapatkan pahala, apalagi kalau informasi itu tidak benar atau hoax kita kirim ke mana-mana dan dikirim lagi, itu fitnah berjemaah, karena saking banyaknya," kata dia.
Menurut dia, masyarakat pengguna media sosial harus lebih cerdas dalam menanggapi informasi tidak jelas yang beredar di media sosial, setidaknya tidak mengirimkan ke yang lain atau tidak menjadi yang pertama mengirim informasi itu.
"Untuk apa buang pulsa, beda dengan dulu kalau yang telpon itu bayar, yang terima tidak bayar, tapi sekarang di medsos dengan data, yang mengirim bayar, menerima bayar, jadi bila kita menerima sesuatu yang tidak benar, sudah rugi pulsa, rugi pula informasi," kata Rudiantara.
Dia lalu mengharapkan surat kabar Suara Muhammadiyah yang saat ini terbit mingguan lebih intensif menyampaikan informasi yang meneguhkan dan mencerahkan.
Baca juga: Menkominfo: kalau ragu harus "tabayyun"
"Saya harap Suara Muhammadiyah yang memang terbitnya mingguan nanti bukan mingguan lagi, namun lebih sering lagi, tidak harus dalam bentuk cetak, karena teknologi memungkinkan Suara Muhammadiyah bisa menyampaikan syiar lebih jauh," kata Rudiantara.
Menkominfo menantang Suara Muhammadiyah untuk memastikan informasi dari Suara Muhammadiyah bukan hoax.
Apalagi, menurut Menteri, saat ini dari sekitar 42 ribu media daring yang ada di Indonesia, tetapi yang terverifikasi tidak lebih dari 500 media, sehingga kalau masyarakat melihat media itu hampir seluruhnya belum terverifikasi kecuali kurang dari 500 media.
"Suara Muhammadiyah ini saya tidak tahu sudah terverifikasi apa belum, kalau belum kita bantu ke Dewan Pers agar menjadi media yang sudah terverifikasi. Karena kita butuh Suara Muhammadiyah lainnya untuk menjaga dunia informasi di Indonesia menjadi lebih berkualitas," kata Rudiantara.***
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018