Sydney (Antaranews Jambi) - Kedatangan Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana Joko Widodo di Sydney disambut oleh ratusan warga Indonesia.
Rombongan Presiden tiba pada pukul 18.30 waktu setempat di hotel Four Seasons, Sydney dan langsung menemui warga yang antusias menunggu Presiden sejak sekitar pukul 15.30.
"Semangat dong menunggu Presiden kita kok, kapan lagi Presiden main ke sini?" kata Ardi, mahasiswa Universitas New South Wales yang datang bersama 12 orang temannya.
Konsulat Jenderal Republik Indonesia untuk New South Wales mengumpulkan berbagai komunitas warga Indonesia yang bermukim di negara bagian tersebut, namun tiap komunitas hanya boleh membawa maksimal 13 orang anggota yang berusia lebih dari 10 tahun.
Presiden dan Ibu Negara kemudian berjalan mengitari barisan warga Indonesia tersebut sambil berjabat tangan dan melakukan swafoto. Masyarakat yang menyambut terdiri atas anak-anak, pelajar sampai dengan warga yang sudah bermukim lebih dari 30 tahun di Australia.
"Saya sudah sejak tahun 1987 di sini, suami sudah warga negara Australia, saya PR (permanent residence) di sini," kata Melanie yang datang bersama rekan-rekannya dari komunitas Minang Sayo.
Di New South Wales ada payung komunitas warga Indoensia bernama Indonesia Comunity Council (ICC) yang setidaknya menanungi 24 komunitas dari berbagai daerah.
"Tapi orang-orang yang bergabung ini adalah warga yang permanent residence di sini, jadi orang-orang lama," kata Livi salah satu pengurus ICC yang sudah 30 tahun tinggal di Australia.
Ia mewakili komunitas charity yang kerap menggalang dana untuk sejumlah anak yang kurang mampu di tanah air. Livi sendiri sudah pernah bertemu Presiden saat Presiden datang ke Sydney pada 2017.
Sedangkan bagi Ardi, ini adalah perjumpaan pertamanya dengan Presiden Joko Widodo.
"Saya mau menyampaikan bagaimana mengintegrasikan Australia ke ASEAN, apa keuntungan dan kerugiannya? Karena budayanya sangat berbeda, dan cara berpikir berbeda, skala prioritasnya juga, jangan sampai kalau Australia bergabung dengan ASEAN Indonesia malah mendapat kerugian," kata Ardi yang mengambil kuliah master untuk jurusan energi terbarukan.
Presiden dijadwalkan menghadiri ASEAN-Australia Special Summit 2018 pada 16-18 Maret yang membahas dua bidang prioritas yaitu ekonomi dan pertahanan.
Presiden juga menghadiri jamuan makan malam dengan Perdana Menteri Malcolm Turnbull di Point Piper malam ini.***
Rombongan Presiden tiba pada pukul 18.30 waktu setempat di hotel Four Seasons, Sydney dan langsung menemui warga yang antusias menunggu Presiden sejak sekitar pukul 15.30.
"Semangat dong menunggu Presiden kita kok, kapan lagi Presiden main ke sini?" kata Ardi, mahasiswa Universitas New South Wales yang datang bersama 12 orang temannya.
Konsulat Jenderal Republik Indonesia untuk New South Wales mengumpulkan berbagai komunitas warga Indonesia yang bermukim di negara bagian tersebut, namun tiap komunitas hanya boleh membawa maksimal 13 orang anggota yang berusia lebih dari 10 tahun.
Presiden dan Ibu Negara kemudian berjalan mengitari barisan warga Indonesia tersebut sambil berjabat tangan dan melakukan swafoto. Masyarakat yang menyambut terdiri atas anak-anak, pelajar sampai dengan warga yang sudah bermukim lebih dari 30 tahun di Australia.
"Saya sudah sejak tahun 1987 di sini, suami sudah warga negara Australia, saya PR (permanent residence) di sini," kata Melanie yang datang bersama rekan-rekannya dari komunitas Minang Sayo.
Di New South Wales ada payung komunitas warga Indoensia bernama Indonesia Comunity Council (ICC) yang setidaknya menanungi 24 komunitas dari berbagai daerah.
"Tapi orang-orang yang bergabung ini adalah warga yang permanent residence di sini, jadi orang-orang lama," kata Livi salah satu pengurus ICC yang sudah 30 tahun tinggal di Australia.
Ia mewakili komunitas charity yang kerap menggalang dana untuk sejumlah anak yang kurang mampu di tanah air. Livi sendiri sudah pernah bertemu Presiden saat Presiden datang ke Sydney pada 2017.
Sedangkan bagi Ardi, ini adalah perjumpaan pertamanya dengan Presiden Joko Widodo.
"Saya mau menyampaikan bagaimana mengintegrasikan Australia ke ASEAN, apa keuntungan dan kerugiannya? Karena budayanya sangat berbeda, dan cara berpikir berbeda, skala prioritasnya juga, jangan sampai kalau Australia bergabung dengan ASEAN Indonesia malah mendapat kerugian," kata Ardi yang mengambil kuliah master untuk jurusan energi terbarukan.
Presiden dijadwalkan menghadiri ASEAN-Australia Special Summit 2018 pada 16-18 Maret yang membahas dua bidang prioritas yaitu ekonomi dan pertahanan.
Presiden juga menghadiri jamuan makan malam dengan Perdana Menteri Malcolm Turnbull di Point Piper malam ini.***
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018