Jambi, Antaranews Jambi - Seorang warga Desa Muaro Kuban Kecamatan Batang Asai Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi, Hadi Broto (34), mengidap penyakit "eritroderma" atau kalinan kulit yang langka.
Akibat dari penyakit itu sekujur tubuhnya mengelupas menyerupai sisik. Sambil terbata, Hadi Broto menceritakan kondisi penyakit yang dialaminya sejak lahir hingga usianya menginjak 34 tahun.
Sehari-hari ia tidak bisa beraktifitas dan menghabiskan waktunya berada di dalam rumah karena pengakitnya itu juga mengakibatkan kebutaan pada kedua belah matanya.
"Saya mengalami ini sejak lahir waktu saya periksa ke dokter katanya ada kelainan kulit," ujarnya saat ditemui didaerah itu, Rabu.
Karena kondisi fisik yang sedang sakit, Broto mengandalkan kedua orang tuanya yang mencari mafkah memenuhi kebutuhan sehari-hari serta membeli obat, padahal dirinya sangat mendambakan kesehatan seperti layaknya pria seusianya.
"Inginlah sehat mencari nafkah bantu keluarga untuk beli obat, tapi bagaimana lagi sudah kehendak yang kuasa, sekarang ini hanya berobat seadanya, ke orang pintar di kampung saya," katanya.
"Sehari-hari hanya di rumah, bila mau keluar harus dibantu anggota keluarga," kata Hadi.
Hadi Broto (34) warga Desa Muaro Cuban Kecamatan Batang Asai, yang mengalami penyakit kulit sehingga sekujur tubuhnya mengelupas dan mengakibatkannya seperti bersisik.
Dengan kondisi kehidupan yang serba kekurangan dan seadanya, Hadi Broto terpaksa mengobati penyakitnya itu dengan mengoleskan minyak sayur yang dicampur dengan kapsul pil pinicillin pada bagian gatal di hampir seluruh bagian tubuhnya.
"Obatnya minyak sayur dicampur dengan pil pinicilin, jangankan untuk berobat, makanpun susah," ujarnya.
Ditemui secara terpisah adik kandung Broto, Norlina juga mengaku sedih melihat penderitaan kakaknya itu yang harus berjuang melawan penyakit yang sudah puluhan tahun dideritanya.
"Tentu sedihlah, ya bagaimana lah lagi, kami juga tidak bisa berbuat banyak apalagi ekonomi susah," katanya.
Ia berharap ada bantuan dari pemerintah buat kakaknya sehingga bisa berobat dan juga untuk meringankan beban hidupnya.
"Kakak saya ini juga sama seperti warga lainnya, harusnya dibantu oleh pemerintah, padahal kami selalu melaporkan kondisi. Namun setiap kali ada bantuan tidak mendapatkannya, kadang ingin marah tapi kami tidak bisa berbuat apa apa, maklumlah kami ini orang kecil," kata Lina menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018
Akibat dari penyakit itu sekujur tubuhnya mengelupas menyerupai sisik. Sambil terbata, Hadi Broto menceritakan kondisi penyakit yang dialaminya sejak lahir hingga usianya menginjak 34 tahun.
Sehari-hari ia tidak bisa beraktifitas dan menghabiskan waktunya berada di dalam rumah karena pengakitnya itu juga mengakibatkan kebutaan pada kedua belah matanya.
"Saya mengalami ini sejak lahir waktu saya periksa ke dokter katanya ada kelainan kulit," ujarnya saat ditemui didaerah itu, Rabu.
Karena kondisi fisik yang sedang sakit, Broto mengandalkan kedua orang tuanya yang mencari mafkah memenuhi kebutuhan sehari-hari serta membeli obat, padahal dirinya sangat mendambakan kesehatan seperti layaknya pria seusianya.
"Inginlah sehat mencari nafkah bantu keluarga untuk beli obat, tapi bagaimana lagi sudah kehendak yang kuasa, sekarang ini hanya berobat seadanya, ke orang pintar di kampung saya," katanya.
"Sehari-hari hanya di rumah, bila mau keluar harus dibantu anggota keluarga," kata Hadi.
Hadi Broto (34) warga Desa Muaro Cuban Kecamatan Batang Asai, yang mengalami penyakit kulit sehingga sekujur tubuhnya mengelupas dan mengakibatkannya seperti bersisik.
Dengan kondisi kehidupan yang serba kekurangan dan seadanya, Hadi Broto terpaksa mengobati penyakitnya itu dengan mengoleskan minyak sayur yang dicampur dengan kapsul pil pinicillin pada bagian gatal di hampir seluruh bagian tubuhnya.
"Obatnya minyak sayur dicampur dengan pil pinicilin, jangankan untuk berobat, makanpun susah," ujarnya.
Ditemui secara terpisah adik kandung Broto, Norlina juga mengaku sedih melihat penderitaan kakaknya itu yang harus berjuang melawan penyakit yang sudah puluhan tahun dideritanya.
"Tentu sedihlah, ya bagaimana lah lagi, kami juga tidak bisa berbuat banyak apalagi ekonomi susah," katanya.
Ia berharap ada bantuan dari pemerintah buat kakaknya sehingga bisa berobat dan juga untuk meringankan beban hidupnya.
"Kakak saya ini juga sama seperti warga lainnya, harusnya dibantu oleh pemerintah, padahal kami selalu melaporkan kondisi. Namun setiap kali ada bantuan tidak mendapatkannya, kadang ingin marah tapi kami tidak bisa berbuat apa apa, maklumlah kami ini orang kecil," kata Lina menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018