Jambi, (Antaranews Jambi) - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Jambi, Dr. Fachrori Umar menyatakan pemerintahannya berkomitmen mengimplementasikan pengelolaan kelapa sawit dengan sistem yang ramah lingkungan.

"Perkebunan kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan yang dominan, serta memegang peranan penting dan posisi yang strategis di Provinsi Jambi, ini dapat dilihat dari peningkatan ekonomi masyarakat di daerah pusat perkebunan," katanya di Jambi, Selasa.

Pernyataan tersebut dikatakannya terkait kunjungan Duta Besar (Dubes) Uni Eropa untuk Indonesia,  Vincent Guerend ke Jambi dalam rangka peninjauan program pengelolaan perkebunan kelapa sawit ramah lingkungan melalui program "Summer Course Palm Oil".

Dimana program tersebut dicetuskan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) yang bekerjasama dengan Universitas Jambi (Unja) dan diikuti peserta dari Jerman, Spanyol dan berbagai kawasan Eropa lainnya. Peserta tersebut belajar mengenai palm oil di Unja dan melakukan praktek lapangan di beberapa perkebunan di Jambi.

Fachrori menyebutkan, sub sektor perkebunan merupakan penggerak utama pembangunan ekonomi di Provinsi Jambi karena lebih kurang 629.836 petani bercocok tanam dibidang perkebunan dengan jumlah areal mencapai 1,4 juta hektare.

Dijelaskannya, perkebunan kelapa sawit di Provinsi Jambi didukung dengan iklim yang cocok, infrastruktur yang memadai, potensi pasar dan budaya masyarakat sendiri.\

Sebab itu katanya, pembangunan perkebunan kelapa sawit harus dipertahankan secara berkelanjutan dan dikelola dengan tata cara yang benar dengan memperhatikan unsur ramah lingkungan.

"Ada berbagai rintangan dan beberapa masalah dalam pengembangan komoditas perkebunan kelapa sawit ini. Dimana berbagai stigma negatif muncul, baik secara regional, nasional dan internasional, yang terkait isu kerusakan lingkungan, permasalahan lahan dan hubungan sosial yang kurang harmonis dengan masyarakat sekitar perusahaan," katanya menjelaskan.

Dalam rangka mengantisipasi stigma negatif tersebut, Pemprov Jambi kata Fachrori telah berkomitmen untuk mengimplementasikan sistem pengelolaan kelapa sawit yang ramah lingkungan. Seperti membuka lahan tidak dengan membakar, penggunaan pupuk dan pestisida yang sesuai ketentuan serta penerapan sistem mekanisasi yang baik.

Fachrori berterima kasih kepada Kemenlu karena telah memilih Provinsi Jambi sebagai tempat pelaksanaan program pengelolaan perkebunan sawit ramah lingkungan yang diikuti peserta dari Jerman, Spanyol dan berbagai kawasan Eropa lainnya itu.

"Saya berharap seluruh peserta menyaksikan langsung praktek perkebunan kelapa sawit di Jambi dan dapat menjawab black campaign terhadap perkebunan kelapa sawit di Jambi, serta mengharapkan kegiatan ini akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui implementasi manajemen perkebunan kelapa sawit yang baik," ujarnya.

Kepala Badan Pengkajian Kebijakan dan Pengembangan Kebijakan Kementerian Luar Negeri RI, Dr. Siswo Pramono mengatakan program tersebut telah direncanakan oleh Kemenlu sebelumnya.

"Kami memiliki niat untuk lebih memperkenalkan Jambi kepada dunia, karena Jambi memiliki potensi yang luar biasa. Tahun kemarin kami juga telah berjanji akan membawa lagi lebih banyak tamu-tamu dari luar negeri untuk bisa ikut menyumbang dalam berbagai bentuk untuk pembangunan di Jambi," kata Siswo.

Siswo mengatakan dikesempatan kali ini, Kemenlu membawa para Duta Besar dari Uni Eropa untuk bisa melihat langsung mengenai praktek-praktek yang terbaik mengenai kelapa sawit di Provinsi Jambi.

"Hari ini para Duta Besar telah dibawa mengunjungi PT. Asian Agri dan melihat langsung aspek manajemen, aspek suistainability (berkelanjutan), serta melakukan dialog dengan para petani," katanya.

Kemudian mengunjungi PTPN VI serta melihat pengembangan lahan kelapa sawit tumpang sari yang telah dikembangkan oleh Unja bekerjasama dengan Institusi Jerman.
    
Sementara itu, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Guerend mengatakan rombongan Duta Besar dari negara Eropa telah banyak melakukan diskusi tentang perkebunan kelapa sawit di Provinsi Jambi.

Menurutnya, perkebunan kelapa sawit di Provinsi Jambi sangat luar biasa dengan menggabungkan teknik tradisional dengan teknik modern, yang menjadikan perkebunan kelapa sawit di Jambi sangat baik sekali.

"Kita tadi telah berbicara banyak dan bapak Plt gubernur mengatakan tentang potensi yang ada di Provinsi Jambi seperti kelapa sawit, batubara dan minyak bumi. Ada hal yang perlu digarisbawahi yaitu kelapa sawit merupakan sektor yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi," kata Vincent.

Vincent mengatakan, pihak Uni Eropa sangat senang bekerjasama dengan Pemerintah Indonesia, banyak perusahaan dari Uni Eropa yang melakukan investasi di Indonesia, dan pada kenyataannya ada sekitar 1,1 juta orang Indonesia bekerja di perusahaan Uni Eropa.

"Kami merasa senang karena bapak Plt gubernur Jambi menekankan kepada perusahaan kelapa sawit untuk mengikuti peraturan, khususnya untuk ramah terhadap lingkungan. Dan kami berniat untuk terus melakukan kerjasama guna meningkatkan pembangunan dan perekonomian di Jambi," kata Vincent menambahkan.
***3***

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018