Jambi (Antaranews Jambi) - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jambi, Ariansyah mengatakan tingginya harga ayam di daerah itu disebabkan produsen kelebihan (over) biaya produksi.
     
"Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan), produsen tidak dibolehkan lagi memberikan vaksinasi kepada bibit ayam, sebab itu produsen butuh waktu 30-50 hari untuk panen," katanya di Jambi, Selasa.
     
Dijelaskannya, jika bibit ayam divaksinasi, maka produsen hanya butuh waktu 30 hari hingga panen dan menghasilkan 1,6 kilogram per ekor. Sedangkan tanpa vaksinasi produsen membutuhkan waktu lama sehingga biaya produksi bertambah.
     
Selain itu, penjualan ayam potong (broiler) di Jambi berbeda dengan daerah lain di Sumatera. Dimana pedagang di Jambi menjual ke masyarakat dalam bentuk bersih tanpa kaki, jaroan dan kepala. 
     
"Jadi itu juga membedakan harga dengan daerah lain, kalau di daerah lain dijual bulat-bulat tapi di Jambi dijual bersih atau dalam kondisi bagus," jelasnya.
     
Ariansyah mengatakan saat ini harga ayam di pasar-pasar tradisional di Jambi mencapai Rp42 ribu per kilogram bahkan beberapa hari sebelumnya mencapai Rp45 ribu per kilogram.
     
Ariansyah mengakui harga tersebut jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) sesuai Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) yang menetapkan harga hanya tertingi yakni Rp32.500 per kilogram.
     
"Di Indonesia hanya Jambi dan Bengkulu harga ayam potong tinggi, tapi penjualannya juga berbeda dengan daerah lain, di Jambi dijual bersih," katanya lagi.
     
Menurutnya harga ayam potong tinggi bukan hanya menjadi beban masyarakat, tetapi juga membuat lesu pedagang. Sebab itu pihaknya dalam waktu akan mengambil langkah konkrit bersama Satgas Pangan Jambi untuk menstabilkan harga ayam tersebut.
     
Saat ini lanjutnya, di Jambi hanya ada lima produsen ayam, namun memang mata rantai hingga ke pedagang terlalu panjang sehingga juga mempengaruhi harga di tingkat pengecer.
     
"Minggu depan Tim Satgas Pangan akan membahas soal tata niaga ayam. Dan kita akui mata rantai panjang sehingga harus dikurangi minimal tiga tingkat, dari produsen ke pedagang dan langsung ke pengecer," katanya menambahkan.***

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018