Jakarta, Antaranews Jambi – Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas menandatangani perjanjian untuk bergabung dalam Mangrove Ecosystem Restoration Alliance (MERA) demi mendukung konservasi dan pemulihan ekosistem bakau Indonesia. Sebagai bagian dari perjanjian tersebut, APP Sinar Mas akan mengalokasikan Rp4,2 miliar (USD300 ribu) untuk program MERA dalam kurun waktu lima tahun.

Direktur Sustainability & Stakeholder Engagement APP Sinar Mas Elim Sritaba mengungkapkan, “Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang kehutanan, APP Sinar Mas memahami manfaat jangka panjang dari perlindungan dan pelestarian lanskap alam yang memainkan peran ekologis penting. Keputusan kami untuk terlibat dalam MERA ini tidak hanya untuk berkontribusi melindungi pelestarian ekosistem penting. Inisiatif ini juga kami anggap sangat penting karena selaras dengan visi keberlanjutan kami.”

Roadmap Keberlanjutan 2020 APP Sinar Mas menjabarkan komitmen khusus untuk mendukung reboisasi, konservasi, dan keanekaragaman hayati, serta mengatasi perubahan iklim. Sejak 2013, APP Sinar Mas telah banyak berinvestasi di bidang ini dan telah berupaya untuk mengidentifikasi dan melindungi lebih dari 600.000 hektar hutan alam di seluruh konsesi pemasoknya. Dengan mendukung proyek-proyek seperti MERA, APP Sinar Mas telah mampu memperluas upaya keberlanjutannya di luar batas konsesi.

Indonesia memiliki hampir seperempat dari hutan bakau dunia. Hutan bakau ini sangat penting untuk dilindungi karena berperan penting dalam menjaga ekosistem pantai, menjadi lahan pembibitan dan tempat pemijahan biota laut, menjadi tempat cagar burung bermigrasi, penyerapan karbon, dan menjadi mata pencaharian masyarakat. Sekarang, hutan bakau terancam oleh pembangunan pesisir dan budidaya perairan yang tidak terintegrasi.

"Ini adalah tugas yang sangat besar, tetapi melalui MERA, kami dapat menyatukan dukungan dari para pemangku kepentingan nasional, termasuk sektor swasta, untuk melindungi dan memulihkan ekosistem ini," ujar Ketua Dewan Manajemen YKAN Rizal Algamar.

MERA adalah sebuah wadah nasional bagi para pemangku kepentingan terkait untuk memastikan keberlangsungan perlindungan dan pemulihan ekosistem bakau di seluruh nusantara. Diluncurkan pada 26 Juli 2018 oleh Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) dan Badan Konservasi Sumber Daya Alam Jakarta di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, MERA bertujuan mengurangi kerentanan masyarakat pesisir, sumber daya alam dan aset penting pada tahun 2022. Antara lain, dengan mempromosikan pengelolaan yang efektif dan menerapkan strategi untuk melestarikan dan memulihkan lanskap bakau. Pada tahap pertama, MERA berencana untuk memulihkan 500 hektar bakau di tiga wilayah di sekitar Teluk Jakarta, yaitu Muara Angke di Jakarta Utara, Muara Gembong di Bekasi, dan Muasa Cisadane di Tangerang.

Hutan bakau merupakan bagian penting dari alam Indonesia, yang berperan penting melawan perubahan iklim, melindungi garis pantai dari erosi, serta mempertahankan keanekaragaman hayati. Hutan bakau juga memberikan manfaat sosial ekonomi, dengan mendukung sektor perikanan, pariwisata, maupun kegiatan ekonomi lainnya. Di seluruh Indonesia, hutan bakau diperkirakan menyimpan lebih dari 3,1 miliar ton karbon. Menurut CIFOR, berhentinya degradasi dan perusakan hutan bakau di Indonesia dapat membawa kontribusi besar terhadap target pengurangan emisi Indonesia pada tahun 2020, atau setara dengan menghilangkan 40 juta mobil di jalan.(Humas)
 

Pewarta: -

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018