Jambi (AntaraNews Jambi)- Sebanyak 23 peserta program Siswa Mengenal Nusantara (SMN) beserta guru pendamping asal Maluku Utara, mengunjungi pabrik pengolahan teh Unit Usaha Kayu Aro PTPN6, di Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci, Jambi, Sabtu.

Para peserta SMN ketika tiba di pabrik pengolahan teh itu langsung disambut jajaran manajemen Unit Usaha Kayu Aro, yang kemudian mereka masuk ke dalam pabrik untuk mendapatkan penjelasan detail proses pengolahan teh.

Namun dalam kunjungannya kali ini mereka hanya mendapatkan penjelasan dan tidak dapat melihat proses pengolahan, sebab pada akhir pekan ini aktivitas pengolahan di pabrik sedang libur. 

Meskipun tidak bisa melihat secara langsung proses pengolahan teh, mereka masih tetap antusias ingin mengetahui berbagai proses pengolahan daun teh hingga menjadi serbuk teh yang siap untuk dipasarkan.

Di gedung "Crushing Tearing and Curling" atau cabik potong dan gulung daun teh itu, mereka langsung mendapat pemaparan mulai awal daun teh segar masuk hingga proses menghasilkan serbuk teh dengan berbagai macam kualitasnya.

Setelah dari gedung tersebut, mereka beralih ke ruang tester. Di ruangan tester itu mereka melihat langsung proses pengujian serbuk teh unggul dengan berbagai kualitas dan cita rasa.

"Aroma tehnya sangat enak sekali," kata Ramlan, salah seorang peserta SMN asal Maluku Utara itu.

Ramlan mengaku, bahwa kunjungan ke pabrik pengolahan itu cukup spesial bagi dirinya dan temannya itu. Sebab selain dapat mengetahui proses pengolahan teh, mereka juga mengetahui awal mula pabrik tersebut berdiri.

"Tadi dapat penjelasan, katanya pabrik ini peninggalan Belanda, saya sangat suka sekali bisa ke pabrik ini," katanya.

Sementara itu, berdasarkan penuturan pegawai Unit Usaha Kayu Utara menyebutkan,  teh Kayu Aro yang dihasilkan dari pabrik tersebut merupakan teh terbaik Indonesia. Bahkan pada saat itu di zaman kolonial, teh Kayu Aro menjadi minuman Ratu Inggris dan Ratu Belanda.

Pabrik teh Kayu Aro tersebut merupakan pabrik peninggalan kolonial Belanda yang di bangun pada tahun 1925.

Perusahaan Belanda yang pertama kali memproduksi teh di daerah itu adalah Namblodse Venotschaaf Handle Vereniging Amsterdam (NV HVA).

Dari tangan pemerintahan masa kolonial Belanda, kemudian setelah Indonesia merdeka pengelolaan perkebunan teh Kayu Aro beralih ke PT Perkebunan Nusantara VI. 

Hingga kini kebun teh serta pabrik tua peninggalan masa kolonial Belanda itu masih beroperasi dan menghasilkan teh terbaik.

Pewarta: Gresi Plasmanto

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018