Jambi (Antaranews Jambi) - Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Jambi mencatat nilai ekspor Jambi untuk jenis udang mantis sampai dengan Agustus 2018 mencapai nilai Rp144 miliar.
Kepala Stasiun BKIPM Jambi, Ade Samsudin di Jambi Sabtu menjelaskan, bahwa pengiriman atau ekspor udang mantis dari Jambi sejak Januari sampai dengan Agustus 2018 adalah sebanyak 1.926.327 ekor, dengan frekuensi sebanyak 2.367 kali pengiriman dengan nilai Rp144.474.525.000.
Pegiriman udang mantis melalui Stasiun BKIPM Jambi dilakukan melalui area cargo Bandara Sultan Thaha Jambi dengan tujuan pengiriman ke Jakarta dan selanjutnya di ekspor ke Hongkong, Singapura dan Tiongkok.
Ade mengatakan, kegiatan ini tentu saja hal ini sangat memberikan dampak yang positif terhadap ekonomi masyarakat di Jambi dengan terus meningkatnya pengiriman udang mantis melalui Propinsi Jambi tentu ini mengindikasikannnya stock hayati udang mantis yang melimpah dialam.
Dalam rangka mencegah terjadinya penurunan hasil tangkapan sekaligus menjaga kelestarian populasi udang mantis, perlu dilakukan upaya domestikasi sebagai langkah awal dalam usaha pelestarian, diperlukan penelitian/kajian tentang berbagai aspek seperti aspek biologi, ekologi, reproduksi, genetika, dan lain-lain.
"Mari kita jaga kelestarian laut Indonesia untuk masa depan bangsa," kata jelas Ade Samsudin.
Meskipun belum banyak dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, namun udang mantis cukup diminati oleh negara-negara Asia seperti Malaysia, Tiongkok, Jepang, Thailand, Filipina, Hongkong, bahkan sangat populer di negara-negara mediterania sampai ke Eropa.
Untuk diketahui, di Jepang udang mantis merupakan bahan baku untuk membuat masakan sashimi (dalam bahasa Jepang disebut shako). Di Cina udang ini populer sebagai makanan yang cukup mahal, orang Canton menyebutnya dengan "pissing shrimp".
Udang mantis memiliki harga yang relatif lebih tinggi dibanding jenis udang lainnya. Dalam keadaan hidup, udang mantis dijual per ekor berdasarkan ukuran panjang, dengan kisaran size K Rp7.000,-/ekor, size C Rp17.000/ ekor, size B Rp20.000/ekor, size A Rp25.000/ ekor, size SP Rp70.000/ ekor, size JB Rp75.000/ ekor.
"Dalam keadaan mati, udang mantis dijual dengan harga Rp 45.000,-/kg," kata Ade Samsudin.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat kaya akan berbagai sumberdaya hayati laut. Keanekaragaman jenis organisme laut banyak dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat, terdiri atas ikan, udang, rumput laut dan kekerangan.
Salah satu jenis udang yang berpotensi untuk dijadikan sumber gizi masyarakat namun belum banyak dikenal luas adalah udang mantis. Udang mantis merupakan salah satu jenis krustase laut yang sangat diminati untuk dikonsumsi.
Di mancanegara udang mantis disebut juga udang lipan, udang getak, udang mentadak, udang eiko, udang ronggeng, dan udang belalang dalam Bahasa Inggris disebut mantis shrimp atau ada juga yang menyebut dengan praying shrimp.
Udang mantis merupakan salah satu komoditas hewan laut yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan beberapa spesies udang mantis dikenal sebagai bahan makanan eksotis dan sebagai komoditas ekspor.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018
Kepala Stasiun BKIPM Jambi, Ade Samsudin di Jambi Sabtu menjelaskan, bahwa pengiriman atau ekspor udang mantis dari Jambi sejak Januari sampai dengan Agustus 2018 adalah sebanyak 1.926.327 ekor, dengan frekuensi sebanyak 2.367 kali pengiriman dengan nilai Rp144.474.525.000.
Pegiriman udang mantis melalui Stasiun BKIPM Jambi dilakukan melalui area cargo Bandara Sultan Thaha Jambi dengan tujuan pengiriman ke Jakarta dan selanjutnya di ekspor ke Hongkong, Singapura dan Tiongkok.
Ade mengatakan, kegiatan ini tentu saja hal ini sangat memberikan dampak yang positif terhadap ekonomi masyarakat di Jambi dengan terus meningkatnya pengiriman udang mantis melalui Propinsi Jambi tentu ini mengindikasikannnya stock hayati udang mantis yang melimpah dialam.
Dalam rangka mencegah terjadinya penurunan hasil tangkapan sekaligus menjaga kelestarian populasi udang mantis, perlu dilakukan upaya domestikasi sebagai langkah awal dalam usaha pelestarian, diperlukan penelitian/kajian tentang berbagai aspek seperti aspek biologi, ekologi, reproduksi, genetika, dan lain-lain.
"Mari kita jaga kelestarian laut Indonesia untuk masa depan bangsa," kata jelas Ade Samsudin.
Meskipun belum banyak dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, namun udang mantis cukup diminati oleh negara-negara Asia seperti Malaysia, Tiongkok, Jepang, Thailand, Filipina, Hongkong, bahkan sangat populer di negara-negara mediterania sampai ke Eropa.
Untuk diketahui, di Jepang udang mantis merupakan bahan baku untuk membuat masakan sashimi (dalam bahasa Jepang disebut shako). Di Cina udang ini populer sebagai makanan yang cukup mahal, orang Canton menyebutnya dengan "pissing shrimp".
Udang mantis memiliki harga yang relatif lebih tinggi dibanding jenis udang lainnya. Dalam keadaan hidup, udang mantis dijual per ekor berdasarkan ukuran panjang, dengan kisaran size K Rp7.000,-/ekor, size C Rp17.000/ ekor, size B Rp20.000/ekor, size A Rp25.000/ ekor, size SP Rp70.000/ ekor, size JB Rp75.000/ ekor.
"Dalam keadaan mati, udang mantis dijual dengan harga Rp 45.000,-/kg," kata Ade Samsudin.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat kaya akan berbagai sumberdaya hayati laut. Keanekaragaman jenis organisme laut banyak dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat, terdiri atas ikan, udang, rumput laut dan kekerangan.
Salah satu jenis udang yang berpotensi untuk dijadikan sumber gizi masyarakat namun belum banyak dikenal luas adalah udang mantis. Udang mantis merupakan salah satu jenis krustase laut yang sangat diminati untuk dikonsumsi.
Di mancanegara udang mantis disebut juga udang lipan, udang getak, udang mentadak, udang eiko, udang ronggeng, dan udang belalang dalam Bahasa Inggris disebut mantis shrimp atau ada juga yang menyebut dengan praying shrimp.
Udang mantis merupakan salah satu komoditas hewan laut yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan beberapa spesies udang mantis dikenal sebagai bahan makanan eksotis dan sebagai komoditas ekspor.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018