Jambi (Antaranews Jambi) - Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jambi, Varial Adhi Putra mengatakan pengembangan Bandar Udara Depati Parbo di Kabupaten Kerinci tetap sesuai rencana induk (masterplan) semula.
"Bandara Depati Parbo Kerinci direncanakan akan dikembangkan sesuai dengan masterplan yang telah dibuat. Dimana untuk pengembangan bandara tersebut dibutuhkan tambahan lahan seluas 30 hektare," katanya di Jambi, Selasa.
Dijelaskannya, Bandara Depati Parbo yang terletak di Desa Hiang Kabupaten Kerinci, Jambi itu merupakan bandara yang dikelola oleh Unit Pengelola Bandara di bawah Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.
Operasional bandara saat ini melayani penerbangan dengan rute Jambi-Bungo-Kerinci PP dengan menggunakan pesawat ATR (Wing Air) setiap hari.
Penerbangan dari dan ke Kerinci itu kata Varial tidak dapat beroperasi secara optimal dikarenakan adanya beberapa hambatan alam berupa cuaca maupun perbukitan yang ada di sekitar bandara.
"Namun dengan ditetapkannya Kerinci sebagai branding pariwisata Provinsi Jambi, maka pengembangan Bandara Depati Parbo menjadi sebuah keniscayaan yang harus dilakukan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah," ujarnya.
Varial menyebutkan, untuk keperluan pembebasan lahan seluas 30 hektare sesuai masterplan, pada tahun anggaran 2017 Pemprov Jambi telah menghibahkan dana sebesar Rp15 miliar dan APBN Kementerian Perhubungan mengalokasikan anggaran juga Rp15 miliar.
Namun anggaran yang telah dialokasikan tersebut tidak dapat direalisasikan, karena ketidaksiapan pada proses persiapan dan pelaksanaan pembebasan lahan yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten setempat.
Sehingga aana yang terserap untuk pembebasan lahan pada tahun 2017 tersebut hanya sebesar Rp8 miliar.
Sementara untuk tahun 2018, APBN Kementerian Perhubungan kata Varial hanya mengalokasikan anggaran untuk pekerjaan pengadaan mobil pemadam kebakaran dan penambahan daya listrik bandara.
Sedangkan tahun 2019, anggaran yang akan dikucurkan direncanakan untuk kegiatan perawatan landasan serta penyusunan Amdal dan Rancangan Teknik Terinci (RTT) terhadap masterplan.
Varial mengatakan selama ini Bandara Depati Parbo Kerinci hanya bisa digunakan oleh pesawat-pesawat tipe kecil atau hanya sebagai bandara perintis. Sementara untuk pesawat besar belum bisa mendarat di bandara tersebut.
Namun Jika pengembangan bandara dilakukan, tentu akan menambah jumlah penerbangan serta jumlah tipe pesawat yang bisa mendarat. Sebab juga akan dilakukan penambahan panjang landasan pacu (runway) serta bangunan dan sarana penunjang lainnya.***
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018
"Bandara Depati Parbo Kerinci direncanakan akan dikembangkan sesuai dengan masterplan yang telah dibuat. Dimana untuk pengembangan bandara tersebut dibutuhkan tambahan lahan seluas 30 hektare," katanya di Jambi, Selasa.
Dijelaskannya, Bandara Depati Parbo yang terletak di Desa Hiang Kabupaten Kerinci, Jambi itu merupakan bandara yang dikelola oleh Unit Pengelola Bandara di bawah Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.
Operasional bandara saat ini melayani penerbangan dengan rute Jambi-Bungo-Kerinci PP dengan menggunakan pesawat ATR (Wing Air) setiap hari.
Penerbangan dari dan ke Kerinci itu kata Varial tidak dapat beroperasi secara optimal dikarenakan adanya beberapa hambatan alam berupa cuaca maupun perbukitan yang ada di sekitar bandara.
"Namun dengan ditetapkannya Kerinci sebagai branding pariwisata Provinsi Jambi, maka pengembangan Bandara Depati Parbo menjadi sebuah keniscayaan yang harus dilakukan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah," ujarnya.
Varial menyebutkan, untuk keperluan pembebasan lahan seluas 30 hektare sesuai masterplan, pada tahun anggaran 2017 Pemprov Jambi telah menghibahkan dana sebesar Rp15 miliar dan APBN Kementerian Perhubungan mengalokasikan anggaran juga Rp15 miliar.
Namun anggaran yang telah dialokasikan tersebut tidak dapat direalisasikan, karena ketidaksiapan pada proses persiapan dan pelaksanaan pembebasan lahan yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten setempat.
Sehingga aana yang terserap untuk pembebasan lahan pada tahun 2017 tersebut hanya sebesar Rp8 miliar.
Sementara untuk tahun 2018, APBN Kementerian Perhubungan kata Varial hanya mengalokasikan anggaran untuk pekerjaan pengadaan mobil pemadam kebakaran dan penambahan daya listrik bandara.
Sedangkan tahun 2019, anggaran yang akan dikucurkan direncanakan untuk kegiatan perawatan landasan serta penyusunan Amdal dan Rancangan Teknik Terinci (RTT) terhadap masterplan.
Varial mengatakan selama ini Bandara Depati Parbo Kerinci hanya bisa digunakan oleh pesawat-pesawat tipe kecil atau hanya sebagai bandara perintis. Sementara untuk pesawat besar belum bisa mendarat di bandara tersebut.
Namun Jika pengembangan bandara dilakukan, tentu akan menambah jumlah penerbangan serta jumlah tipe pesawat yang bisa mendarat. Sebab juga akan dilakukan penambahan panjang landasan pacu (runway) serta bangunan dan sarana penunjang lainnya.***
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018