Port-Au-Prince, 9/10 (Antara/Reuters) - Gempa yang mengguncang Haiti pada Sabtu telah menewaskan 15 orang, mencederai 300 lagi serta menghancurkan 40 rumah, kata Jerry Chandler, Kepala Badan Perlindungan Sipil Haiti, pada Senin.

Chandler mengungkapkan jumlah korban dan kerusakan itu saat jumpa pers.

Gempa 5,9 Skala Richter itu mengguncang wilayah utara pada Sabtu malam hingga menimbulkan kepanikan pada warga di wilayah itu.

Gempa Sabtu merupakan yang terkuat menggetarkan Haiti sejak gempa berskala 7,0 Skala Richter menghantam ibu kota negara Haiti, Port-au-Prince, pada 2010 dan menewaskan puluhan ribu warga.

Gempa susulan berkekuatan 5,2 Skala Richter muncul pada Minggu sore dan membuat para warga berhamburan ke jalanan di Port-de-Paix, kota pesisir yang terkena kemalangan dari gempa pada Sabtu.

Gempa 5,9  Skala Richter pada Sabtu muncul di kedalaman 11,7 kilometer, menurut Survei Geologi Amerika Serikat.

Empat orang tewas di dan sekitar kota Gros-Morne di selatan, termasuk seorang perempuan yang meninggal karena serangan jantung setelah gempa, kata pihak berwenang setempat.

Satu warga di kota Chansolme tewas ketika sebuah rumah rubuh sementara satu lainnya tewas di Saint-Louis-du-Nord.

Tim-tim penyelamat berpencar untuk membantu para warga, yang banyak di antaranya masih mengalami trauma akibat gempa 2010.

Port-de-Paix, Gros-Morne dan kota Chansolme serta pulau Tortuga di utara merupakan daerah-daerah yang terdampak paling parah oleh gempa tersebut, kata badan perlindungan sipil Haiti dalam pernyataan.

"Getaran dirasakan di seluruh negeri dan menimbulkan kepanikan di beberapa kota," kata badan tersebut.

Presiden Jovenel Moise mengimbau rakyatnya untuk tetap tenang.

Ia mengatakan di Twitter bahwa dirinya telah "memerintahkan semua sumber daya yang dimiliki republik" untuk diarahkan membantu upaya pemulihan.

Pada Minggu pagi, Moise mengatakan ia sedang berada dalam perjalanan ke Port-de-Paix dan Gros-Morne.

Pewarta: Antara/Reuters

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018