Jakarta (Antaranews Jambi) - Menghindarkan anak dari gadget sepertinya jadi hal yang mustahil saat ini. Namun orang tua diwajibkan untuk mengontrol dan membatasi penggunaannya.
Saskhya Aulia Prima, Psikolog dan pendiri Tiga Generasi mengatakan orang tua tidak akan bisa melarang anak untuk tidak bermain gadget. Yang bisa dilakukan adalah perlahan-lahan mengurangi kecanduan anak dengan mengajaknya bermain.
"Kalau kita anak sudah adiksi, kita enggak bisa menghilangkan adiksi itu. Misalnya dia main 3 jam, lama-lama dikurangin. Kita harus kurangin pelan-pelan. Kadang-kadang yang anak gadget itu, karena orang tuanya yang enggak ngajak main anaknya, nyanyi bareng atau ngobrol bareng," ujar Saskhya ditemui dalam acara "ELC Holiday Collection" di Jakarta, Rabu.
Orang tua diharapkan bisa menjadi contoh bagi anaknya. Kalau orang tua sering memegang gadget di depan sang anak, pasti akan ditiru olehnya.
"Sebagai orang tua harus jadi role model. Kalau kita bilang anak enggak boleh main gadget, ya jangan di depan anak kita main gadget. Anak jadi lihat, lah orang tuanya main gadget, jadi dia ikut," jelas Saskhiya.
Selain itu, baiknya orang tua juga membuat peraturan yang ditaati bersama. Misalnya, pada ruang tertentu dilarang untuk bermain gadget.
"Misalnya di ruang makan, di ruang tidur, dan ruangan belajar free gadget. Di luar itu mungkin boleh ada. Makin lama, pelan-pelan menguranginya," katanya.
Menurut Saskhya, gadget dibutuhkan untuk mencari pengetahuan. Sedangkan untuk melatih kemampuan motorik, lebih baik menggunakan permainan.
"Kalau gadget itu lebih ke pengetahuan, kalau motorik itu tidak masuk. Semua tergantung umur," terang Saskhya.
Baca juga: Bermain adalah salah satu proses belajar anak
Baca juga: Peneliti: pahlawan super membawa pesan buruk kepada anak
Saskhya Aulia Prima, Psikolog dan pendiri Tiga Generasi mengatakan orang tua tidak akan bisa melarang anak untuk tidak bermain gadget. Yang bisa dilakukan adalah perlahan-lahan mengurangi kecanduan anak dengan mengajaknya bermain.
"Kalau kita anak sudah adiksi, kita enggak bisa menghilangkan adiksi itu. Misalnya dia main 3 jam, lama-lama dikurangin. Kita harus kurangin pelan-pelan. Kadang-kadang yang anak gadget itu, karena orang tuanya yang enggak ngajak main anaknya, nyanyi bareng atau ngobrol bareng," ujar Saskhya ditemui dalam acara "ELC Holiday Collection" di Jakarta, Rabu.
Orang tua diharapkan bisa menjadi contoh bagi anaknya. Kalau orang tua sering memegang gadget di depan sang anak, pasti akan ditiru olehnya.
"Sebagai orang tua harus jadi role model. Kalau kita bilang anak enggak boleh main gadget, ya jangan di depan anak kita main gadget. Anak jadi lihat, lah orang tuanya main gadget, jadi dia ikut," jelas Saskhiya.
Selain itu, baiknya orang tua juga membuat peraturan yang ditaati bersama. Misalnya, pada ruang tertentu dilarang untuk bermain gadget.
"Misalnya di ruang makan, di ruang tidur, dan ruangan belajar free gadget. Di luar itu mungkin boleh ada. Makin lama, pelan-pelan menguranginya," katanya.
Menurut Saskhya, gadget dibutuhkan untuk mencari pengetahuan. Sedangkan untuk melatih kemampuan motorik, lebih baik menggunakan permainan.
"Kalau gadget itu lebih ke pengetahuan, kalau motorik itu tidak masuk. Semua tergantung umur," terang Saskhya.
Baca juga: Bermain adalah salah satu proses belajar anak
Baca juga: Peneliti: pahlawan super membawa pesan buruk kepada anak
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018