Jambi (Antaranews Jambi)- Peneliti Bidang Linguistik pada Kantor Bahasa Jambi, Natal P Sitanggang mengatakan, status bahasa Suku Anak Dalam (SAD) Bathin IX di Kabupaten Batanghari, Jambi, dalam kondisi sekarat sehingga perlu untuk direvitalisasi.

"Statusnya sekarat atau terancam punah, dalam artian penuturnya hanya tinggal beberapa orang saja dan usia penuturnya pun sudah tua," kata Natal saat ditemui dikantornya, Rabu.

Status bahasa Bathin IX yang dalam kondisi sekarat itu diketahui setelah pihaknya melakukan penelitian bahasa di Desa Kilangan, Kecamatan Bajubang, Batanghari, Jambi, yang merupakan tempat bermukimnya masyarakat Bathin IX tersebut.

Terancam punahnya bahasa Bathin tersebut kata dia, juga disebabkan oleh faktor masyarakatnya yang telah berbaur dengan penduduk transmigrasi. Namun hal itu memang tidak bisa dihindari.

Dikhawatirkan jika penuturnya yang hanya tinggal beberapa orang saja, maka menurut dia akan berdampak pada punahnya bahasa tersebut.

"Jadi penuturnya yang masih ngomong ini umurnya di atas 60 tahunan tinggal sedikit, tapi nanti begitu berkurangnya yang mengerti bahasa Bathin ini dikhawatirkan tidak ada lagi," katanya.

"Dan juga anak-anak mereka (Bathin IX) pun menggunakan bahasa Indonesia dan tidak mengerti bahasa ibunya itu," sambungnya.

Sementara itu, kondisi tersebut menambah daftar panjang sejumlah bahasa daerah di Provinsi Jambi terancam diambang kepunahan yang disebabkan oleh beberapa faktor.

"Jumlahnya ada belasan bahasa daerah di sini yang terancam punah dan juga bahkan ada yang sudah punah atau tidak ada lagi," kata 

Di Provinsi Jambi terdapat 17 penuturan bahasa yakni Bahasa Suku Kubu, Bathin, Serampas, Kerinci, Talangmamak, Lalang, Bayat, Ulu Lako, Tungkal, Dawas, Supat, Jambi, Pindah, Penghulu, Orang Laut, Bangsa Duabelas dan Duano.

Berdasarkan informasi yang ia peroleh keberadaan bahasa daerah yang terancam punah itu telah terkontaminasi adanya arus moderenisasi sehingga sudah jarang lagi orang yang menggunakannya dalam percakapan. 

 

Pewarta: Gresi Plasmanto

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018