Jayapura, Papua (Antaranews Jambi) - Komandan Korem 172/PWY Jayapura, Kolonel Infantri Binsar Sianipar, Jumat, menerima senjata jenis M-16 dari bekas anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) beserta tujuh butir amunisi, di Markas Komando Taktis Satuan Tugas Batalion Infantri 328/DGH, di Skouw, Kota Jayapura.
Senjata api itu berasal dari bekas anak buah Matias Wenda, yang menyatakan diri sebagai Panglima Tentara Revolusi West Papua (TRWP) dan sering mengganggu kamtibmas di perbatasan Indonesia-Papua Nugini.
Selain menyerahkan senjata api itu, bekas anggota OPM membacakan pernyataan kembali ke pangkuan NKRI didampingi keluarga masing masing.
M-16 yang diserahkan itu pernah digunakan saat mereka menyerang pada 2014 saat terjadi kontak senjata di Skouw, perbatasan Indonesia-PNG yang menewaskan satu warga sipil.
Sianipar menyambut baik keinginan bekas anggota OPM yang ingin kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. "Kami akan menerima dengan tangan terbuka dan berharap mereka mau mengajak keluarga lainnya yang masih hidup di negara tetangga," kata dia.
Ia berharap semakin banyak anggota OPM yang sadar dan mau kembali bermukim di kampung halamannya. Ia juga meminta agar identitas mereka tidak diungkap dengan alasan keamanan.
Senjata api itu berasal dari bekas anak buah Matias Wenda, yang menyatakan diri sebagai Panglima Tentara Revolusi West Papua (TRWP) dan sering mengganggu kamtibmas di perbatasan Indonesia-Papua Nugini.
Selain menyerahkan senjata api itu, bekas anggota OPM membacakan pernyataan kembali ke pangkuan NKRI didampingi keluarga masing masing.
M-16 yang diserahkan itu pernah digunakan saat mereka menyerang pada 2014 saat terjadi kontak senjata di Skouw, perbatasan Indonesia-PNG yang menewaskan satu warga sipil.
Sianipar menyambut baik keinginan bekas anggota OPM yang ingin kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. "Kami akan menerima dengan tangan terbuka dan berharap mereka mau mengajak keluarga lainnya yang masih hidup di negara tetangga," kata dia.
Ia berharap semakin banyak anggota OPM yang sadar dan mau kembali bermukim di kampung halamannya. Ia juga meminta agar identitas mereka tidak diungkap dengan alasan keamanan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019