Jambi, Antaranews Jambi - Bagi Bagas Roffiyanto (24) asal Banten, si "Komando" merupakan salah satu kendaraan kesayangannya untuk melaku touring di jalan raya.

Sepintas kendaraan  yang masuk kategori super  ekstrem tersebut seperti lokomotif bermesin uap. Baru bila mesinnya dihidupkan  akan tahu bila itu adalah skuter ekstrem bermesin kembar.

Pemuda kelahiran Serang Banten, 26 September 1995, si empunya kendaraan 'sangar' tersebut, malah mendapatkan kenyamanan dan sensasi tersendiri  mengendarai skuter hasil modivikasi unik itu. Kendaraan itu memiliki panjang 3,5 meter dengan 1,2 meter.

Kotak-kotak plat besi di sebelah kiri skuter tersebut juga membuat kendaraan itu tampil lebih sangar, terlebih dengan cat warna abu loreng coklat dan hijau serta  dengan satu selaras besi menyerupai senapan laras panjang di depan sebelah kiri tempat duduk pengemudi.

Ada alasan tersendiri sang empunya skuter itu menamai "Komando".

"Saya terinspirasi dari pasukan elite TNI, "Komando" atau Koppassus yang saya kagumi," katanya.

Kesenangannya terhadap kendaraan jenis skuter membuatnya terinspirasi membuat kendaraan eksteme itu. Untuk memodifikasi menjadi bentuk kendaraan satu-satunya yang ada di Indonesia itu, ia mengaku menghabiskan waktu selama lima bulan dengan biaya tidak kurang dari Rp15 juta.

Mesin penggerak juga cukup unik karena memasang dua mesin skuter. Mesin belakang menggunakan mesin Vespa Strada tahun 1986  sedangkan untuk mesin depan memasangkan mesin  Bajaj keluaran tahun 1978. Maka jadilah kendaraan itu bermesin kembar.

Uniknya, dua tanki berbentuk tabung ditempatkan di atas kedua mesin tersebut. Sekilas menyerupai dapur api lokomotif KA , meski bermesin uap, sesungguhnya itu adalah tanki bahan bakar untuk memasok dua mesin kembar dari si Komando.

Dengan kondisi kendaraan seperti itu, tentu Bagas harus menyesuaikan kecepatan melaju di jalanan. Kendati berpesin penggerak dua unit namun tidak serta merta memaksimalkan tenaga mesin skuter itu. Dengan panjang 3,5 meter dan sejumlah ban di yang menggelinding tentu tidak bisa menarik gas dalam-dalam.

"Tidak berani kenceng saat melaju, paling 40 hingga 50 kilometer per jam, itupun di jalanan lurus dan kosong. Pasalnya panjang si Komando yang 3,5 meter itu dan lebarnya 1,2 meter ndak memungkinkan kencang," kata Bagas.

Kendati demikian, kendaraan itu telah mengelilingi jalanan di wilayah Banten. Bahkan sudah menjalani perjalanan ke berbagai daerah di Labuan, juga hingga ke Sawarna Banten," katanya.

Untuk mengoperasikan kendaraan sangar tersebut, terlebih dahulu harus menghidupkan dua mesin dengan cara di-engkol atau starter manual khas skuter. Kemudian pengendara duduk, lebih rendah dari tempat duduk skuter standar.

Selain itu, untuk mengendalikan si Komando, tangan pengemudi harus terentang ke atas seperti mengendarai motor besar dengan stang tinggi. Gas di bagian kanan dan tangan kiri kopling. Di bagian belakang pengemudi, juga disediakan satu jok untuk boncengan.

Tak hanya itu, ia juga memiliki kostum khusus untuk mengendarai kendaraan itu yang penuh dengan berbagai emblem dan pin khas para pengendara dan penggemar skuter pada umumnya.

Tak hanya untuk melakukan perjalanan bersama komunitasnya, Bagas juga kerap menyertakan kendaraan sangarnya itu dalam beberapa kontes. Salah satunya pernah meraih peringkat ketiga event Vespa Contest untuk kategori "Vespa Extreme".

"Pernah jadi juara ketiga di event kategori Vespa Extreme," kata Bagas Roffianto menambahkan.***


 

Pewarta: Antara

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019