Selama bulan Ramadhan 1440 Hijriah sejumlah pondok pesantren (ponpes) di Jambi meliburkan santri dan santriwatinya agar dapat mensyiarkan agama Islam di kampung halaman masing-masing.
“Sudah dua tahun ini santri libur selama Ramadhan, dan santri yang masih ada saat ini di ponpes merupakan santri yang hendak menghadapi ujian,” kata tenaga pengajar Ponpes Saadatuddaren Syukron di Jambi, Kamis.
Harapannya ketika santri-santri yang diliburkan tersebut dapat mengabdikan ilmu pengetahuan yang telah ditimba saat "mondok" di ponpes di tengah-tengah masyarakat.
Contohnya, kata dia, seperti menjadi petugas saat melaksanakan serangkaian ibadah shalat tarawih dan memberikan ceramah-ceramah singkat.
Namun tidak semua ponpes di daerah itu liburkan santrinya saat Ramadhan ini.
Selama "mondok" di bulan Ramadhan, aktivitas santri dan santriwati tersebut sedikit berbeda dibandingkan dengan kegiatan di hari-hari biasa.
Kegiatan yang bersifat kegiatan fisik cenderung dikurangi selama bulan Ramadhan, seperti kegiatan olahraga bersama dan belajar di malam hari. Pada malam hari kegiatan belajar malam tersebut diganti dengan ibadah shalat tarawih.
Selain itu, sebagian besar waktu para santri selama Ramadhan dihabiskan untuk mempelajari kitab-kitab, memperbanyak hafalan dan "tadarusan".
Kegiatan tersebut disesuaikan dengan jurusan masing-masing ponpes. Seperti ponpes Saadatuddaren, Kecamatan Pelayangan, Kota Jambi, yang khusus mempelajari kitab-kitab dan Ponpes Aljauharen yang merupakan ponpes terpadu.
“Selain itu, di bulan Ramadhan kali ini bertepatan dengan hari libur santri usai hadapi ujian, sehingga para santri hanya disibukkan dengan aktivitas seperti memperdalam hafalan,” kata pengajar Ponpes Al Jauharen, Indra Yuanda.
Di daerah itu terdapat ribuan santri yang mondok di beberapa ponpes. Santri yang mondok di daerah itu didominasi oleh warga dari luar daerah. Karena ponpes di daerah itu cukup dikenal oleh masyarakat dari luar daerah.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019