Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi menyatakan pada April 2019 Kota Jambi mengalami inflasi 0,61 persen (mtm), sedangkan di Kabupaten Bungo juga terjadi inflasi sebesar 0,45 persen (mtm). Sehingga secara total Provinsi Jambi mengalami inflasi sebesar 0,60 persen (mtm) atau secara tahunan mengalami inflasi 2,29 persen (yoy). 

Perkembangan inflasi tersebut meningkat dibandingkan Maret 2019 yang tercatat inflasi sebesar 0,33 persen (mtm). Secara tahun kumulatif (Januari-April), laju inflasi Provinsi Jambi tercatat sebesar 0,21 persen (ytd).

Asisten Direktur Kantor Perwakilan BI Provinsi Jambi, Fadhil Nugroho, Minggu, mengatakan inflasi Provinsi Jambi pada April 2019 terutama didorong oleh kelompok bahan makanan menyusul terbatasnya stok bahan pangan serta meningkatnya permintaan menjelang bulan Ramadhan. 

Dari sisi kelompok administered price, tingginya tarif angkutan udara yang didorong oleh peningkatan permintaan menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi utama pada bulan April.

Di Kota Jambi, komoditas penyumbang inflasi terbesar pada April 2019 adalah bawang merah (inflasi 23,97 persen, andil 0,17 persen), angkutan udara (inflasi 5,52 persen, andil 0,13 persen), daging ayam ras (inflasi 9,35 persen, andil 0,11 persen) dan bawang putih (inflasi 49,26 persen, andil 0,11 persen). 

Menurut Fadhil, meningkatnya harga bawang merah terutama disebabkan mulai berkurangnya pasokan pascaberakhirnya masa panen raya di beberapa daerah sentra produksi bawang merah terutama di Pulau Jawa. 

Sementara untuk daging ayam ras, kenaikan harga disebabkan tingginya permintaan sementara pasokan relatif tidak berubah. 

Kemudian tingginya harga bawang putih menyusul terjadinya kelangkaan pasokan pascaterhambatnya izin impor dan akan membutuhkan beberapa waktu hingga didistribusikan ke daerah Jambi. 

Selanjutnya, kenaikan tarif angkutan udara disebabkan oleh meningkatnya permintaan selama bulan April serta penyesuaian tarif pasca kenaikan Tarif Batas Bawah (TBB) dari sebelumnya 30 persen menjadi 35 persen dari TBA.

Sedangkan komoditas penyumbang inflasi terbesar di Kabupaten Bungo adalah bawang merah (inflasi 12,26 persen, andil 0,11 persen), jeruk (inflasi 19,35 persen, andil  0,11 persen), daging ayam ras (inflasi 7,12 persen, andil 0,09 persen) dan bawang putih (inflasi 46,73 persen, andil 0,09 persen).

Selain itu, inflasi IHK Kabupaten Bungo juga disebabkan oleh kenaikan harga baju muslim anak sejalan dengan meningkatnya permintaan memasuki periode bulan Ramadhan. 

Mempertimbangkan kondisi terkini serta kebijakan pemerintah maupun pelaku usaha, laju inflasi Mei 2019 diperkirakan berada pada kisaran 0,55-0,95 persen (mtm). 

Sumber tekanan inflasi terutama masih berasal dari komoditas bahan pangan disebabkan tingginya permintaan komoditas bumbu-bumbuan menjelang hari raya Idul Fitri serta terbatasnya pasokan. Selain itu tarif angkutan udara diperkirakan juga akan mengalami peningkatan dan mencapai titik tertingginya (peak season).

"Untuk menekan terjadinya kenaikan harga yang berlebihan, BI bersama dengan BMPD akan menyelenggarakan pasar murah di beberapa titik pada periode bulan Ramadhan. Kegiatan tersebut juga akan disinergikan dengan program pasar murah yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah," kata Fadhil.

Hadirnya Toko TPID di Pasar Angsoduo juga menjadi titik sentra pengendalian harga dan menjaga pasokan kebutuhan pokok melalui operasi pasar murah yang dilakukan oleh TPID Provinsi Jambi dan instansi terkait lainnya.

"Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi melalui TPID bersama Satgas Pangan Provinsi Jambi serta instansi terkait lainnya akan terus memperkuat sinergi dan koordinasi dalam rangka menjaga stabilitas harga selama bulan Ramadhan dan menjelang hari raya Idul Fitri 1440 H," kata Fadhil menambahkan.***

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Dodi Saputra


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019