Saidin, pria berusia 55 tahun yang berprofesi sebagai seniman Melayu Jambi itu harus berjuang melawan tumor yang melekat di bagian kanan lehernya.

Tumor yang enam bulan lalu baru sebesar kelereng, kini terus membesar hingga melebihi ukuran bola tenis. Penyakit itu membuat tubuhnya kurus dan merapuhkan otot serta persendiannya. Saat ditemui dikediamannya di Desa Lubuk Raman, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, ia terbaring lemah di dekat biiola pesanan yang belum jadi.

“Kalau badan masih cukup kuat, harusnya (biola ini) sudah jadi,” kata Saidin.

Menurut dokter yang memeriksanya di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Jambi, Saidin harus segera dioperasi dan dikemoterapi. Namun, operasi hanya dapat dilakukan di Palembang. Rangkaian pengobatan itulah yang mengganggu pikirannya. Meskipun operasi diberikan gratis melalui jaminan Kartu Indonesia Sehat (KIS), jaminan hidup untuknya dan istri yang menemani selama perawatan belum terkumpul.

Jangankan untuk menyisihkan uang, untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari saja sulit. Sang istri, Juliati (50) sehari-hari bekerja menjadi buruh sadap getah karet. Selama Saidin terbaring lemah, Juliati lebih banyak di rumah untuk merawatnya. Hampir seluruh barang berharga di rumah itu telah dijual, tak terkecuali alat-alat musik hasil buatannya sendiri, seperti gitar gambus, viul (biola Melayu Jambi), rebana siam, hingga gendang.

“Semuanya sudah habis dijual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membeli obat,” kata Juliati istri Saidin.

Saidin adalah generasi ketiga penerus teater komedi melayu Dul Muluk, kesenian Zikir Beredah, ataupun Lukah Gilo dari Desa Lubuk Raman, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi. Darah kesenian mengalir dari kakek dan ayahnya. Kakeknya adalah pelakon Dul Muluk, sementara ayahnya penabuh rebana siam dan gendang.

Sejak kecil Saidin tumbuh dengan kesenian khas Muaro Jambi itu. Ia mahir sebagai pelakon dalam teater Dul Muluk. Ia juga piawai sebagai pelakon Zikir Beredah dan Lukah Gilo. Zikir Beredah adalah semacam pertunjukan musik selawat yang melibatkan belasan penabuh rebana siam dan gong.

Kini kondisi Saidin sudah sangat rapuh akibat tumor yang diderita. Apa pun keadaannya, Saidin tak mau menyerah kalah oleh penyakit. Ia ingin sembuh dan meneruskan mimpinya untuk membangkitkan kesenian lokal yang lama tenggelam. Untuk membantu Saidin melawan penyakitnya, masyarakat dan para dermawan dapat menyalurkan donasinya melalui link: https://m.kitabisa.com/bantupaksaidin atau juga dapat disalurkan via GO-PAY.

Pewarta: Muhammad Hanapi

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019