Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberikan bantuan jari buatan untuk Wiji Fitriani (29), warga Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jatim, mengingat jari tangannya sering digigit hingga luka.
"Ada proses untuk penyiapan (bantuan jari buatan) dan mudah-mudahan seluruh tetangga bisa saling tolong, bantu dan tentu puskesmas terdekat," katanya setelah memberikan bantuan itu di rumah Wiji Fitriani, Desa Ngadi, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Minggu.
Ia mengatakan, awal mendapatkan informasi tentang kelainan yang dialami Fitri dari media, sehingga ia langsung meminta kepada Dinas Kesehatan serta Dinas Sosial Kabupaten Kediri untuk turun tangan dan setelah koordinasi dengan Pemprov Jatim diputuskan yang bersangkutan untuk dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur, Surabaya guna keperluan perawatan psikologi sosial.
Ia juga menambahkan, sebenarnya Fitri sudah mendapatkan perawatan oleh tim dokter dari Puskesmas Mojo sejak 201, namun karena belum ada perkembangan lebih lanjut, kondisinya belum mengalami perubahan drastis.
Khofifah juga mengaku, selama perawatan di RSJ Menur Surabaya, ternyata kondisi Fitri juga sudah lebih baik, sehingga diizinkan untuk pulang ke rumah, bertemu dengan neneknya. Terlebih lagi, saat dirawat yang bersangkutan juga sering meminta bertemu dengan neneknya.
Namun, Khofifah juga meminta agar masyarakat maupun tim dari Kabupaten Kediri terus melakukan pemantauan setelah perawatan pada yang bersangkutan.
"Kami minta tolong supaya masih terus berikan layanan, karena mungkin setelah perawatan yang dilakukan dan seterusnya. Ibu Bupati juga seorang dokter, semua sudah iktiar dan ketika diberikan seperti itu proses psiko sosial terapi efektif," ujarnya.
Wiji Fitriani menjadi sorotan dari banyak pihak, termasuk pemerintah karena videonya sempat viral di jejaring sosial dengan keduanya tangannya terbalut perban.
Dalam unggahan disebutkan bahwa jika jari-jari Fitri hampir habis karena infeksi luka yang dideritanya karena sering dimakan sendiri.
Selama ini, Fitri hanya tinggal berdua dengan neneknya, Jirah (60) dan untuk kebutuhan sehari-hari mengandalkan bantuan dari tetangga.
Ia mengalami orang dengan gangguan kejiwaan (ODGJ). Jirah, nenek dari Wiji mengatakan cucunya itu mengalami perubahan kejiwaan sejak orangtuanya pergi. Ibu dan bapaknya tidak diketahui keberadaannya.
Fitri dibawa ke RSJ Menur Surabaya sejak 21 April 2019 dan mendapatkan perawatan intensif dan kini sudah kembali bersama neneknya.
Dalam kunjungannya tersebut, Gubernur Jatim juga sekalian menyerahkan bantuan untuk warga kurang mampu di Kabupaten Kediri. Bantuan itu berupa bahan pokok serta sejumlah uang.
Gubernur Jatim didampingi Bupati Kediri Haryanti Sutrisno, serta sejumlah kepala OPD di Kabupaten Kediri.
Semenatara itu, Fitri mengaku senang dengan bantuan jari buatan tersebut. Ia juga meminta maaf jika selama ini sering merepotkan keluarga.
"Saya meminta maaf jika selama ini sering nakal," katanya dengan menangis.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019
"Ada proses untuk penyiapan (bantuan jari buatan) dan mudah-mudahan seluruh tetangga bisa saling tolong, bantu dan tentu puskesmas terdekat," katanya setelah memberikan bantuan itu di rumah Wiji Fitriani, Desa Ngadi, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Minggu.
Ia mengatakan, awal mendapatkan informasi tentang kelainan yang dialami Fitri dari media, sehingga ia langsung meminta kepada Dinas Kesehatan serta Dinas Sosial Kabupaten Kediri untuk turun tangan dan setelah koordinasi dengan Pemprov Jatim diputuskan yang bersangkutan untuk dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur, Surabaya guna keperluan perawatan psikologi sosial.
Ia juga menambahkan, sebenarnya Fitri sudah mendapatkan perawatan oleh tim dokter dari Puskesmas Mojo sejak 201, namun karena belum ada perkembangan lebih lanjut, kondisinya belum mengalami perubahan drastis.
Khofifah juga mengaku, selama perawatan di RSJ Menur Surabaya, ternyata kondisi Fitri juga sudah lebih baik, sehingga diizinkan untuk pulang ke rumah, bertemu dengan neneknya. Terlebih lagi, saat dirawat yang bersangkutan juga sering meminta bertemu dengan neneknya.
Namun, Khofifah juga meminta agar masyarakat maupun tim dari Kabupaten Kediri terus melakukan pemantauan setelah perawatan pada yang bersangkutan.
"Kami minta tolong supaya masih terus berikan layanan, karena mungkin setelah perawatan yang dilakukan dan seterusnya. Ibu Bupati juga seorang dokter, semua sudah iktiar dan ketika diberikan seperti itu proses psiko sosial terapi efektif," ujarnya.
Wiji Fitriani menjadi sorotan dari banyak pihak, termasuk pemerintah karena videonya sempat viral di jejaring sosial dengan keduanya tangannya terbalut perban.
Dalam unggahan disebutkan bahwa jika jari-jari Fitri hampir habis karena infeksi luka yang dideritanya karena sering dimakan sendiri.
Selama ini, Fitri hanya tinggal berdua dengan neneknya, Jirah (60) dan untuk kebutuhan sehari-hari mengandalkan bantuan dari tetangga.
Ia mengalami orang dengan gangguan kejiwaan (ODGJ). Jirah, nenek dari Wiji mengatakan cucunya itu mengalami perubahan kejiwaan sejak orangtuanya pergi. Ibu dan bapaknya tidak diketahui keberadaannya.
Fitri dibawa ke RSJ Menur Surabaya sejak 21 April 2019 dan mendapatkan perawatan intensif dan kini sudah kembali bersama neneknya.
Dalam kunjungannya tersebut, Gubernur Jatim juga sekalian menyerahkan bantuan untuk warga kurang mampu di Kabupaten Kediri. Bantuan itu berupa bahan pokok serta sejumlah uang.
Gubernur Jatim didampingi Bupati Kediri Haryanti Sutrisno, serta sejumlah kepala OPD di Kabupaten Kediri.
Semenatara itu, Fitri mengaku senang dengan bantuan jari buatan tersebut. Ia juga meminta maaf jika selama ini sering merepotkan keluarga.
"Saya meminta maaf jika selama ini sering nakal," katanya dengan menangis.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019