Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu menemukan beberapa kasus kebakaran hutan dan lahan di daerah itu akibat sengaja dibakar oleh oknum warga setempat.

"Ada beberapa kasus yang sengaja dibakar oleh warga untuk pembukaan kebun baru. Lahan yang dibakar ini umumnya hutan yang baru dibuka. Akibat pembakaran ini menyebabkan kasus kebakaran hutan," kata Kepala BPBD Kabupaten Rejang Lebong, Basuki di Rejang Lebong, Jumat.

Metode pembakaran lahan baru yang bisa menyebabkan kebakaran hutan tersebut tambah dia, dilakukan oknum masyarakat daerah itu lantaran terbentur dana untuk pengolahan lahan sehingga mengambil jalan pintas dengan dibakar, selain itu mereka juga menilai sisa pembakaran lahan ini bisa menyuburkan tanah.

Kasus kebakaran hutan dan lahan dalam beberapa kecamatan di Rejang Lebong dalam sebulan belakangan sudah terjadi di 10 lokasi, di mana terbanyak berada di Kecamatan Padang Ulak Tanding, Kota Padang, Binduriang serta di Kecamatan Bermani Ulu dan Bermani Ulu Raya.

"Selain disebabkan oleh unsur kesengajaan, ada juga yang diakibatkan kelalaian seperti ada yang membakar sampah di dekat lahan kosong dan kemudian merambat sehingga terjadi kebakaran. Kalau kebakaran lahan yang berada di pinggir jalan raya ini disebabkan puntung rokok yang dibuang orang yang lewat," jelas dia.

Untuk mengatasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan pihaknya telah menyiagakan personel Pusdalops, kemudian alat berat, mobil tanki, logistik dan lainnya.

Selain itu Pemkab Rejang Lebong sendiri kata dia, juga sudah menerbitkan surat edaran nomor 360/077/Bag.l tanggal 20 Agustus yang berisikan larangan pembakaran lahan untuk kebun, di mana isinya antara lain memperkuat sistem deteksi dini atau titik rawan kebakaran hutan dan lahan. Kemudian mewaspadai api yang bersumber dari manapun, baik yang berada dalam areal hutan atau pun lahan masyarakat, selanjutnya melarang masyarakat atau warga untuk membakar hutan dan lahan.

"Kendala kita jika lokasinya berada jauhd di dalam hutan atau jauh dari perkampungan dan tidak akses jalan sehingga mobil pemadam tidak bisa masuk, dan tidak bisa dijangkau selang air. Biasanya kami melakukan pemadaman bersama dengan anggota TNI, Polri dan warga menggunakan alat seadanya saja," urai Basuki.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019