Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tangkuban Parahu sudah diperbolehkan untuk kembali beroperasi dan dikunjungi wisatawan setelah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menurunkan status menjadi Level I atau normal.
Kepala PVMBG, Kasbani menyebut wisatawan sudah dipersilakan berkunjung, namun tetap diimbau untuk mengikuti arahan dari pihaknya. Sebab, kata dia, masyarakat masih perlu mewaspadai ancaman peningkatan konsentrasi gas-gas yang dapat membahayakan keselamatan jiwa yang masih mungkin terjadi di kawah aktif.
"Dalam status Level I Normal ini masyarakat, pengunjung atau pendaki direkomendasikan agar tidak turun ke dasar Kawah Ratu Gunung Tangkuban Parahu serta kawah aktif lainnya," kata Kasbani di Kantor PVMBG Badan Geologi, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin.
Sebelumnya saat status masih Level II (Waspada), masyarakat diimbau untuk tidak mendekati kawah dalam radius 1,5 kilometer. Namun kini setelah statusnya turun, masyarakat serta pedagang pun dipersilakan untuk melakukan kembali melakukan aktivitasnya di salah satu destinasi wisata Jawa Barat itu.
Sementara itu, Pengelola TWA Tangkuban Parahu, Putra Kaban menyebut pihaknya telah membuka objek wisata tersebut setelah mendapat surat edaran dari PVMBG tentang status yang diturunkan.
"Kami langsung buka hari ini, artinya kami langsung beroperasi seperti biasa," kata Kaban.
Dengan dibukanya kembali objek wisata itu, ia harap ekonomi masyarakat serta pedagang di kawasan sekitar Tangkuban Parahu dapat kembali pulih. Karena menurutnya aktivitas ekonomi di kawasan itu sempat vakum sejak dua bulan lalu.
"Ada 5.000 manusia yang hidupnya di Tangkuban Parahu, sesuai nawacita presiden soal pariwisata dan ekonomi masyarakat harus tumbuh," kata dia.
Sebelumnya, Gunung Tangkuban Parahu mengalami erupsi pada 26 Juli 2019 lalu. Kemudian erupsi kembali terjadi pada 2 Agustus 2019 dan bersifat erupsi menerus sehingga PVMBG menaikkan status menjadi Level II (Waspada).
Namun menurut Kasbani, erupsi terakhir terjadi pada 7 September 2019. Hingga satu bulan terakhir, menurutnya erupsi sudah tidak teramati lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019
Kepala PVMBG, Kasbani menyebut wisatawan sudah dipersilakan berkunjung, namun tetap diimbau untuk mengikuti arahan dari pihaknya. Sebab, kata dia, masyarakat masih perlu mewaspadai ancaman peningkatan konsentrasi gas-gas yang dapat membahayakan keselamatan jiwa yang masih mungkin terjadi di kawah aktif.
"Dalam status Level I Normal ini masyarakat, pengunjung atau pendaki direkomendasikan agar tidak turun ke dasar Kawah Ratu Gunung Tangkuban Parahu serta kawah aktif lainnya," kata Kasbani di Kantor PVMBG Badan Geologi, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin.
Sebelumnya saat status masih Level II (Waspada), masyarakat diimbau untuk tidak mendekati kawah dalam radius 1,5 kilometer. Namun kini setelah statusnya turun, masyarakat serta pedagang pun dipersilakan untuk melakukan kembali melakukan aktivitasnya di salah satu destinasi wisata Jawa Barat itu.
Sementara itu, Pengelola TWA Tangkuban Parahu, Putra Kaban menyebut pihaknya telah membuka objek wisata tersebut setelah mendapat surat edaran dari PVMBG tentang status yang diturunkan.
"Kami langsung buka hari ini, artinya kami langsung beroperasi seperti biasa," kata Kaban.
Dengan dibukanya kembali objek wisata itu, ia harap ekonomi masyarakat serta pedagang di kawasan sekitar Tangkuban Parahu dapat kembali pulih. Karena menurutnya aktivitas ekonomi di kawasan itu sempat vakum sejak dua bulan lalu.
"Ada 5.000 manusia yang hidupnya di Tangkuban Parahu, sesuai nawacita presiden soal pariwisata dan ekonomi masyarakat harus tumbuh," kata dia.
Sebelumnya, Gunung Tangkuban Parahu mengalami erupsi pada 26 Juli 2019 lalu. Kemudian erupsi kembali terjadi pada 2 Agustus 2019 dan bersifat erupsi menerus sehingga PVMBG menaikkan status menjadi Level II (Waspada).
Namun menurut Kasbani, erupsi terakhir terjadi pada 7 September 2019. Hingga satu bulan terakhir, menurutnya erupsi sudah tidak teramati lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019