Bek tim nasional U-22 Indonesia Firza Andika mengatakan, barisan pertahanan skuatnya mewaspadai dua penyerang Vietnam Ha Duc Chinh dan Nguyen Tien Linh di partai final sepak bola putra SEA Games 2019, Selasa (10/12).
"Kami akan mengantisipasi pergerakan mereka. Jangan sampai mereka atau pun pemain Vietnam lain mencetak gol," ujar Firza usai berlatih di Stadion Rizal Memorial, Manila, Filipina, Senin.
Ha Duc Chinh dan Nguyen Tien Linh merupakan duet penyerang paling berbahaya di SEA Games 2019 saat ini.
Mereka sudah mengemas 14 gol di SEA Games 2019, dimana Duc Chinh melesakkan delapan gol dan Tien Linh enam gol. Duc Chinh pun sementara menjadi pencetak gol terbanyak bersama penyerang Indonesia Osvaldo Haay.
"Kami harus berkonsentrasi penuh sepanjang pertandingan. Kalau bisa jangan sampai kebobolan terlebih dahulu karena kami butuh kemenangan demi medali emas," kata Firza.
Firza sendiri tidak bermain saat Indonesia ditaklukkan Vietnam dengan skor 1-2 di laga Grup B SEA Games 2019. Ketika itu dia masih dalam pemulihan cedera pergelangan kaki yang dideritanya.
Bek kiri berusia 20 tahun itu baru kembali tampil saat Indonesia melawan Myanmar di semifinal SEA Games 2019. Meski tidak bermain penuh, Firza membantu Indonesia menang 4-2.
"Kondisi saya masih 90 persen, kadang terasa nyeri. Namun saya siap tampil seribu persen di final," tutur Firza.
Pertandingan final SEA Games 2019 yang mempertemukan timnas U-22 Indonesia versus Vietnam berlangsung di Stadion Rizal Memorial, Manila, Filipina, Selasa (10/12), mulai pukul 20.00 waktu setempat atau 19.00 WIB.
Di level SEA Games, pertemuan kedua negara di final sepak bola putra adalah yang pertama sepanjang sejarah.
Laga tersebut juga menjadi ajang penuntas paceklik emas sepak bola putra SEA Games bagi Indonesia dan Vietnam. Jika Indonesia terakhir kali merebut emas pada SEA Games 1991, Vietnam jauh lebih lama.
Medali emas sepak bola putra SEA Games Vietnam sebelumnya datang pada tahun 1959, atau edisi pertama SEA Games yang kala itu masih bernama Southeast Asian Peninsular Games (SEAP Games).
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019
"Kami akan mengantisipasi pergerakan mereka. Jangan sampai mereka atau pun pemain Vietnam lain mencetak gol," ujar Firza usai berlatih di Stadion Rizal Memorial, Manila, Filipina, Senin.
Ha Duc Chinh dan Nguyen Tien Linh merupakan duet penyerang paling berbahaya di SEA Games 2019 saat ini.
Mereka sudah mengemas 14 gol di SEA Games 2019, dimana Duc Chinh melesakkan delapan gol dan Tien Linh enam gol. Duc Chinh pun sementara menjadi pencetak gol terbanyak bersama penyerang Indonesia Osvaldo Haay.
"Kami harus berkonsentrasi penuh sepanjang pertandingan. Kalau bisa jangan sampai kebobolan terlebih dahulu karena kami butuh kemenangan demi medali emas," kata Firza.
Firza sendiri tidak bermain saat Indonesia ditaklukkan Vietnam dengan skor 1-2 di laga Grup B SEA Games 2019. Ketika itu dia masih dalam pemulihan cedera pergelangan kaki yang dideritanya.
Bek kiri berusia 20 tahun itu baru kembali tampil saat Indonesia melawan Myanmar di semifinal SEA Games 2019. Meski tidak bermain penuh, Firza membantu Indonesia menang 4-2.
"Kondisi saya masih 90 persen, kadang terasa nyeri. Namun saya siap tampil seribu persen di final," tutur Firza.
Pertandingan final SEA Games 2019 yang mempertemukan timnas U-22 Indonesia versus Vietnam berlangsung di Stadion Rizal Memorial, Manila, Filipina, Selasa (10/12), mulai pukul 20.00 waktu setempat atau 19.00 WIB.
Di level SEA Games, pertemuan kedua negara di final sepak bola putra adalah yang pertama sepanjang sejarah.
Laga tersebut juga menjadi ajang penuntas paceklik emas sepak bola putra SEA Games bagi Indonesia dan Vietnam. Jika Indonesia terakhir kali merebut emas pada SEA Games 1991, Vietnam jauh lebih lama.
Medali emas sepak bola putra SEA Games Vietnam sebelumnya datang pada tahun 1959, atau edisi pertama SEA Games yang kala itu masih bernama Southeast Asian Peninsular Games (SEAP Games).
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019