Sekretaris Daerah Provinsi Jambi M.Dianto mengajak masyarakat untuk meningkatkan rasa bela negara, demi kemajuan Indonesia. Hal tersebut dikatakannya mengutip amanat Presiden Republik Indonesia dalam Peringatan Hari Bela Negara ke-71 tingkat Provinsi Jambi Tahun 2019 di halaman depan Kantor Gubernur Jambi, Kamis.

Upacara tersebut diikuti oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) dari berbagai instansi, TNI, Polri, siswa dan mahasiswa. Unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Jambi turut hadir dalam upacara tersebut.

Selaku inspektur upacara, Sekda membacakan amanat (sambutan) tertulis Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Dalam amanat tersebut disampaikan, sejak Syafroedin Prawiranegara mendirikan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) pada tanggal 18 Desember 1948 di Bukit Tinggi untuk membela kelangsungan hidup bangsa dan negara, berbagai wujud bela negara telah susul-menyusul silih berganti, untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tetap dan akan terus eksis untuk selama-lamanya.

"Dewasa ini, tantangan yang dihadapi Indonesia semakin hari semakin berat dan semakin beragam. Sebagaimana yang telah diingatkan oleh Bung Karno, perang modern bukan sekadar perang militer, namun menyangkut seluruh aspek kehidupan masyarakat. Dengan demikian, tidak hanya militer yang berperan membangun ketahanan Indonesia, tetapi juga menuntut peran seluruh komponen bangsa, demi kelangsungan hidup dan keutuhan NKRI," kata Sekda.

"Keragaman ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan yang dihadapi Indonesia, hanya bisa dihadapi dengan keragaman keahlian yang saling terkait dan mengisi. Di sinilah terletak relevansi tekad kita untuk mewujudkan SDM Unggul, demi kemajuan Indonesia yang kita canangkan sebagai tema peringatan kemerdekaan NKRI yang ke-74," kata Dianto membacakan amanat Presiden.

Dalam aktualisasinya, bela negara harus disesuaikan dengan kondisi kekinian yang dihadapi oleh masyarakat secara umum serta dilandasi sinergi semua pemangku kepentingan, sehingga terwujud kekuatan yang besar untuk mencapai tujuan yang besar pula. 

Dengan demikian, bela negara bukan hanya menjadi alat untuk menghadapi ancaman yang bersifat potensial maupun aktual, namun juga menjadi alat pencapaian tujuan nasional bangsa dalam jangka panjang yang memerlukan kerja keras, serta sinergi secara terus-menerus.

Presiden dalam sambutannya menegaskan, tanpa sikap dan perilaku bela negara, maka pengelolaan negeri kita yang besar dan luas dengan sumber daya alamnya yang melimpah, tak akan mencapai keadilan dan kemakmuran yang dicita-citakan oleh seluruh pendahulu bangsa. 

Maka jelaslah bahwa penanaman nilai-niai dasar bela negara harus dilakukan secara terus-menerus kepada seluruh komponen masyarakat dari beragam profesi tanpa memandang usia, suku, agama dan ras, sebagai hak dan kewajiban tiap warga negara yang dijamin oleh undang-undang.

"Bagi yang berbakti dalam birokrasi pemerintahan, teruslah mereformasi diri serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pelayanan publik. Yang belajar dan mengajar, teruslah meningkatkan kearifan dan pengabdian masyarakat berbasis nilai-nilai kebangsaan kita. Yang mengabarkan berita, teruslah menjadi penerang informasi masyarakat secara jujur, berimbang dan bertanggung jawab. Yang menjalankan usaha, tingkatkanlah terus daya saing secara sinergis dengan segenap tujuan negara. Demikian pula segenap masyarakat dengan beragam profesinya masing-masing sebagai lading negara," kata Dianto menutup amanat Presiden.***


 

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019