Presiden kelima RI yang juga Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Megawati Soekarnoputri menerima gelar Doktor Honoris Causa (DR HC) dari Universitas Soka, Tokyo, Jepang, Rabu.
Siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu, menyebutkan, pemberian gelar terhadap Megawati berlangsung secara khidmat d Gedung Utama Universitas Soka. Megawati yang mengenakan toga hitam dengan kebaya marun terusan batik duduk di jajaran depan bersama Rektor Universitas Soka, Yoshihisa Baba.
Pemberian gelar DR HC dimulai dengan pembacaan Soka Friendship Award atau Penghargaan Persahabatan Soka. Lalu dua mahasiswi maju ke depan menyerahkan Soka Friendship Award. Aplaus pun langsung menggema.
Selanjutnya adalah penganugerahan gelar kehormatan ini, yang dimulai dari pidato Yoshihisa, yang mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya terhadap mantan Presiden Megawati.
"Kami merasa terhormat dan gembira karena dapat menganugerahkan Doktor Honoris Causa kepada Yang Mulia Ibu Megawati. Gelar ini direkomendasikan langsung oleh Presiden Soka Daisaku Ikeda," ujar Yoshihisa.
Rektor pun menjelaskan riwayat hidup dan kiprah Megawati selama ini.
"Di Indonesia banyak politisi laki-laki dibanding perempuan. Jabatan presiden didominasi laki-laki tetapi beliau berani dan menjadi wanita pertama yang menjadi presiden," ucap Yoshihisa.
Ia menyebutkan, Megawati juga memaksimalkan peran dalam menciptakan kestabilan tidak hanya di Indonesia tetapi juga di negara lain.
Pada acara ini, selain didampingi keluarga, Megawati juga didampingi sederet menteri Kabinet Gotong Royong era pemerintahan Megawati pada periode 2001-2004.
Di antaranya mantan Menteri Pertanian, Bungaran Saragih, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Rokhmin Dahuri, dan mantan Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro. Juga hadir Kepala Badan Intelijen Negara, Budi Gunawan, serta mantan Wakil Rektor Universitas Indonesia Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Bambang Wibawarta.
Kelima sosok ini bergelar profesor dan terlihat menggunakan toga. Ketua Bidang Luar Negeri DPP PDI Perjuangan yang juga Wakil Ketua MPR, Ahmad Basarah, juga tampak hadir bersama Ketua Komisi III DPR, Herman Hery.
Megawati menyerahkan cenderamata berupa kapal phinisi dan logo banteng bulat PDIP kepada Rektor Universitas Soka.
Merekapun foto bersama petinggi Universitas Soka dilanjutkan dengan lima profesor dari Indonesia yang ikut dalam rombongan Megawati. Mereka semua menggunakan toga guru besar.
Kesempatan berikutnya foto bersama putera Megawati, Prananda Prabowo, yang didampingi istrinya, Nancy Prananda, serta putranya yang bernama Muhammad Prabhaswara.
Penganugerahan gelar ini menjadi doktor honoris causa kesembilan bagi Megawati. Sebelumnya Megawati telah memperoleh gelar DR HC dari delapan universitas, baik dari Indonesia ataupun mancanegara.
Ke delapan universitas itu adalah adalah DR HC dari Waseda University, Tokyo, Jepang (2001), Moscow State Institute of International Relations, Rusia (2003), Korea Maritime and Ocean University, Korea Selatan (2015).
Kemudian Universitas Padjadjaran Bandung (2016), Universitas Negeri Padang (2017), Mokpo National University, Korea Selatan (2017), Institut Pemerintahan Dalam Negeri (2018), serta Fujian Normal University, China (2018).
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020
Siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu, menyebutkan, pemberian gelar terhadap Megawati berlangsung secara khidmat d Gedung Utama Universitas Soka. Megawati yang mengenakan toga hitam dengan kebaya marun terusan batik duduk di jajaran depan bersama Rektor Universitas Soka, Yoshihisa Baba.
Pemberian gelar DR HC dimulai dengan pembacaan Soka Friendship Award atau Penghargaan Persahabatan Soka. Lalu dua mahasiswi maju ke depan menyerahkan Soka Friendship Award. Aplaus pun langsung menggema.
Selanjutnya adalah penganugerahan gelar kehormatan ini, yang dimulai dari pidato Yoshihisa, yang mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya terhadap mantan Presiden Megawati.
"Kami merasa terhormat dan gembira karena dapat menganugerahkan Doktor Honoris Causa kepada Yang Mulia Ibu Megawati. Gelar ini direkomendasikan langsung oleh Presiden Soka Daisaku Ikeda," ujar Yoshihisa.
Rektor pun menjelaskan riwayat hidup dan kiprah Megawati selama ini.
"Di Indonesia banyak politisi laki-laki dibanding perempuan. Jabatan presiden didominasi laki-laki tetapi beliau berani dan menjadi wanita pertama yang menjadi presiden," ucap Yoshihisa.
Ia menyebutkan, Megawati juga memaksimalkan peran dalam menciptakan kestabilan tidak hanya di Indonesia tetapi juga di negara lain.
Pada acara ini, selain didampingi keluarga, Megawati juga didampingi sederet menteri Kabinet Gotong Royong era pemerintahan Megawati pada periode 2001-2004.
Di antaranya mantan Menteri Pertanian, Bungaran Saragih, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Rokhmin Dahuri, dan mantan Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro. Juga hadir Kepala Badan Intelijen Negara, Budi Gunawan, serta mantan Wakil Rektor Universitas Indonesia Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Bambang Wibawarta.
Kelima sosok ini bergelar profesor dan terlihat menggunakan toga. Ketua Bidang Luar Negeri DPP PDI Perjuangan yang juga Wakil Ketua MPR, Ahmad Basarah, juga tampak hadir bersama Ketua Komisi III DPR, Herman Hery.
Megawati menyerahkan cenderamata berupa kapal phinisi dan logo banteng bulat PDIP kepada Rektor Universitas Soka.
Merekapun foto bersama petinggi Universitas Soka dilanjutkan dengan lima profesor dari Indonesia yang ikut dalam rombongan Megawati. Mereka semua menggunakan toga guru besar.
Kesempatan berikutnya foto bersama putera Megawati, Prananda Prabowo, yang didampingi istrinya, Nancy Prananda, serta putranya yang bernama Muhammad Prabhaswara.
Penganugerahan gelar ini menjadi doktor honoris causa kesembilan bagi Megawati. Sebelumnya Megawati telah memperoleh gelar DR HC dari delapan universitas, baik dari Indonesia ataupun mancanegara.
Ke delapan universitas itu adalah adalah DR HC dari Waseda University, Tokyo, Jepang (2001), Moscow State Institute of International Relations, Rusia (2003), Korea Maritime and Ocean University, Korea Selatan (2015).
Kemudian Universitas Padjadjaran Bandung (2016), Universitas Negeri Padang (2017), Mokpo National University, Korea Selatan (2017), Institut Pemerintahan Dalam Negeri (2018), serta Fujian Normal University, China (2018).
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020