Harga minyak turun sekitar satu persen pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), ketika Rusia mengatakan perlu waktu sebelum berkomitmen untuk pengurangan produksi yang diupayakan produsen besar lainnya, sementara wabah Virus Corona memicu kekhawatiran permintaan minyak mentah global.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April turun 46 sen atau 0,8 persen, menjadi ditutup pada 54,47 dolar AS per barel.
Brent merosot 6,3 persen untuk minggu ini.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret turun 63 sen atau 1,2 persen menjadi 50,32 dolar AS per barel. Kontrak WTI kehilangan 2,4 persen untuk minggu ini.
Pekan ini, sebuah panel penasehat OPEC+, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia, menyarankan untuk sementara mengurangi produksi sebesar 600.000 barel per hari (bph).
Pada Jumat (7/2/2020), Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan Moskow membutuhkan lebih banyak waktu untuk menilai situasi.
"Kurangnya komitmen Rusia sejauh ini untuk kesepakatan seperti itu memberikan satu elemen bearish tambahan yang saat ini menghalangi minyak dari mempertahankan kenaikan harga," kata Presiden Ritterbusch and Associates Jim Ritterbusch dalam sebuah catatan.
Harga telah turun sekitar seperlima sejak wabah virus di kota Wuhan Cina. Cina adalah importir minyak mentah terbesar di dunia, menerima sekitar 10 juta barel per hari pada tahun 2019.
Novak memperkirakan permintaan minyak global akan turun 150.000 hingga 200.000 barel per hari (bph) pada 2020 sebagian karena virus.
Kelompok OPEC+ tahun ini memperdalam pemotongan yang ada menjadi sekitar 1,7 juta barel per hari, hampir dua persen dari permintaan global, namun harga tetap berada dalam kisaran sempit. Produsen-produsen di OPEC+ dijadwalkan bertemu di Wina pada 5-6 Maret, meskipun pertemuan itu dapat dimajukan karena kekhawatiran seputar virus.
Peramal Eurasia Group mengatakan memperkirakan kontraksi permintaan minyak di China sebanyak tiga juta barel per hari pada kuartal pertama dari level 2019.
Menteri Energi AS Dan Brouillette mengatakan pada Jumat (7/2/2020) bahwa dampak wabah Virus Corona di pasar energi global saat ini marginal, meskipun dapat memburuk jika virus menyebar.
Sumber mengatakan kepada Reuters bahwa pembuat kebijakan China sedang mempersiapkan langkah-langkah, termasuk lebih banyak pengeluaran fiskal dan pengurangan suku bunga, di tengah ekspektasi bahwa wabah akan memiliki dampak yang menghancurkan pada pertumbuhan kuartal pertama.
Baca juga: Harga emas naik lagi, kekhawatiran virus lampaui data kuat ekonomi AS
Baca juga: Dolar melonjak ke tertinggi 4 bulan, ditopang data pekerjaan AS
Baca juga: Bursa Inggris ditutup turun 0,51 persen, tertekan saham kesehatan
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020