Tim gabungan yang terdiri atas 45 lembaga melakukan pencarian dan evakuasi terhadap siswa yang hanyut di Sungai Sempor sejak Jumat sore (21/2).
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB Agus Wibowo melalui keterangan tertulis yang diterima di Sleman, Sabtu menyebutkan ke-45 lembaga tersebut bekerja di bawah kendali Pos Komando yang bertempat di SMP Negeri 1 Turi, Sleman, Yogyakarta.
"Lebih dari 180 orang bekerja untuk melakukan pencarian dan evakuasi murid kelas 7 dan 8 yang saat itu hanyut karena arus deras Sungai Sempor," kata dia.
Ke-45 lembaga tersebut antara lain BPBD, Basarnas, PMI, TNI, Polri, Dinsos, Tagana, SAR DIY, Rescue 920, Code X, PITU Rescue, GBS, IOF, Bahari, MDMC, SAR Linmas, Sembada Rescue, SAR MTA, PRB Mlati, Ramagama, Pendaki Indonesia, SAR Cangkringan, Banops DIY, Bala SAR, SKB, AMC, Restam, KRI, Kokam Turi, SAR Semesta, Destana, Guruh Merapi, Rescue 328, Kompas, LSC, Mapala Satu Bumi, Mahaguru, Bagana Banser, TRC Gamping, komunitas relawan. Penanganan daruat juga dibantu oleh warga setempat.
Hingga pagi ini (22/2) operasi pencarian dan evakuasi masih terus dilakukan oleh tim gabungan. Upaya pencarian melalui penyisiran sungai dari tempat kejadian hingga Hotel Gajah dengan pembagian empat sektor. Sektor pertama berjarak 6.71 km untuk penyisiran, sektor kedua 5,59 km, sektor ketiga 7,91 km dan terakhir 4,98 km. Pos pencarian dan evakuasi berada terpisah dari posko, yaitu di Dusun Dukuh, Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta
Data Pusdalops per Sabtu (22/2) pukul 11.45 WIB mencatat total murid yang melakukan aktivitas ini berjumlah 249 murid dengan rincian kelas 7 sejumlah 124 murid dan dan kelas 8 sejumlah 125. Posko mencatat 216 murid selamat sedangkan 23 murid luka-luka.
Sementara itu, perkembangan terkini murid yang menjadi korban meninggal berjumlah 8 murid dan dua lainnya belum terkonfirmasi.
Insiden ini bermula ketika sejumlah murid yang tergabung dalam kegiatan pramuka melakukan penyusuran Sungai Sempor. Insiden tersebut terjadi diperkirakan karena arus deras dan volume air sungai yang meluap secara tiba-tiba dari hulu sungai. Arus deras dan volume air ini akhirnya menghanyutkan peserta susur sungai hingga mengakibatkan jatuhnya korban meninggal dan luka-luka.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB Agus Wibowo melalui keterangan tertulis yang diterima di Sleman, Sabtu menyebutkan ke-45 lembaga tersebut bekerja di bawah kendali Pos Komando yang bertempat di SMP Negeri 1 Turi, Sleman, Yogyakarta.
"Lebih dari 180 orang bekerja untuk melakukan pencarian dan evakuasi murid kelas 7 dan 8 yang saat itu hanyut karena arus deras Sungai Sempor," kata dia.
Ke-45 lembaga tersebut antara lain BPBD, Basarnas, PMI, TNI, Polri, Dinsos, Tagana, SAR DIY, Rescue 920, Code X, PITU Rescue, GBS, IOF, Bahari, MDMC, SAR Linmas, Sembada Rescue, SAR MTA, PRB Mlati, Ramagama, Pendaki Indonesia, SAR Cangkringan, Banops DIY, Bala SAR, SKB, AMC, Restam, KRI, Kokam Turi, SAR Semesta, Destana, Guruh Merapi, Rescue 328, Kompas, LSC, Mapala Satu Bumi, Mahaguru, Bagana Banser, TRC Gamping, komunitas relawan. Penanganan daruat juga dibantu oleh warga setempat.
Hingga pagi ini (22/2) operasi pencarian dan evakuasi masih terus dilakukan oleh tim gabungan. Upaya pencarian melalui penyisiran sungai dari tempat kejadian hingga Hotel Gajah dengan pembagian empat sektor. Sektor pertama berjarak 6.71 km untuk penyisiran, sektor kedua 5,59 km, sektor ketiga 7,91 km dan terakhir 4,98 km. Pos pencarian dan evakuasi berada terpisah dari posko, yaitu di Dusun Dukuh, Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta
Data Pusdalops per Sabtu (22/2) pukul 11.45 WIB mencatat total murid yang melakukan aktivitas ini berjumlah 249 murid dengan rincian kelas 7 sejumlah 124 murid dan dan kelas 8 sejumlah 125. Posko mencatat 216 murid selamat sedangkan 23 murid luka-luka.
Sementara itu, perkembangan terkini murid yang menjadi korban meninggal berjumlah 8 murid dan dua lainnya belum terkonfirmasi.
Insiden ini bermula ketika sejumlah murid yang tergabung dalam kegiatan pramuka melakukan penyusuran Sungai Sempor. Insiden tersebut terjadi diperkirakan karena arus deras dan volume air sungai yang meluap secara tiba-tiba dari hulu sungai. Arus deras dan volume air ini akhirnya menghanyutkan peserta susur sungai hingga mengakibatkan jatuhnya korban meninggal dan luka-luka.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020