DPRD Cianjur, Jawa Barat, mengalihkan anggaran kunjungan kerja dan perjalanan dinas anggota dewan untuk membeli alat pelindung diri (APD) yang akan dipakai tenaga medis dalam penanganan COVID-19.
"Pengalihan dana tersebut sudah disepakati seluruh anggota dewan dan fraksi yang ada di DPRD Cianjur. Keberadaan APD sangat dibutuhkan dalam penanganan KLB Corona yang merebak diberbagai daerah," kata Wakil Ketua DPRD Cianjur, Deden Nasihin pada wartawan Senin.
Ia menjelaskan, dalam kondisi saat ini APD yang digunakan tim medis harus tersedia, meskipun Cianjur belum ada pasien yang dinyatakan positif, keberadaan APD tetap harus ada dengan kondisi bersih.
Sehingga pihaknya sempat mengadakan rapat membahas pembelian APD dari biaya kunjungan kerja dan perjalan dinas anggota dewan, dapat dialihkan untuk memenuhi APD bagi tim medis dalam menjalankan tugasnya menangani COVID-19.
"Informasi yang kami dapatkan, APD yang dimiliki tim medis disejumlah rumah sakit masih kurang, sehingga perlu penambahan yang biayanya masih dalam pembahasan untuk berapa banyak yang bisa dibeli dari anggaran tersebut," katanya.
Meskipun saat ini status Cianjur masih hijau, pihaknya berharap pemkab segera mendirikan rumah sakit khusus penanganan COVID-19, sebagai upaya antisipasi cepat penanganan tanpa harus menunggu di rujuk ke rumah sakit di luar Cianjur.
Sementara kekurangan APD untuk tim medis tersebut dibenarkan Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman, terlebih untuk petugas di RSUD Pagelaran yang saat ini banyak menangani ODP yang baru datang dari luar kota.
"Lonjakan ODP terjadi di wilayah selatan Cianjur, sehingga tim medis di RSUD Pegaleran sebagai rumah sakit penanganan awal sangat membutuhkan APD yang jumlahnya masih minim," katanya.
Hingga saat ini, pihaknya tengah mengupayakan penambahan APD menggunakan anggaran tidak terduga."Ditakutkan ada kanaikan status dari ODP ke PDP, sehingga APD untuk tim medis dibutuhkan dalam jumlah banyak," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020
"Pengalihan dana tersebut sudah disepakati seluruh anggota dewan dan fraksi yang ada di DPRD Cianjur. Keberadaan APD sangat dibutuhkan dalam penanganan KLB Corona yang merebak diberbagai daerah," kata Wakil Ketua DPRD Cianjur, Deden Nasihin pada wartawan Senin.
Ia menjelaskan, dalam kondisi saat ini APD yang digunakan tim medis harus tersedia, meskipun Cianjur belum ada pasien yang dinyatakan positif, keberadaan APD tetap harus ada dengan kondisi bersih.
Sehingga pihaknya sempat mengadakan rapat membahas pembelian APD dari biaya kunjungan kerja dan perjalan dinas anggota dewan, dapat dialihkan untuk memenuhi APD bagi tim medis dalam menjalankan tugasnya menangani COVID-19.
"Informasi yang kami dapatkan, APD yang dimiliki tim medis disejumlah rumah sakit masih kurang, sehingga perlu penambahan yang biayanya masih dalam pembahasan untuk berapa banyak yang bisa dibeli dari anggaran tersebut," katanya.
Meskipun saat ini status Cianjur masih hijau, pihaknya berharap pemkab segera mendirikan rumah sakit khusus penanganan COVID-19, sebagai upaya antisipasi cepat penanganan tanpa harus menunggu di rujuk ke rumah sakit di luar Cianjur.
Sementara kekurangan APD untuk tim medis tersebut dibenarkan Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman, terlebih untuk petugas di RSUD Pagelaran yang saat ini banyak menangani ODP yang baru datang dari luar kota.
"Lonjakan ODP terjadi di wilayah selatan Cianjur, sehingga tim medis di RSUD Pegaleran sebagai rumah sakit penanganan awal sangat membutuhkan APD yang jumlahnya masih minim," katanya.
Hingga saat ini, pihaknya tengah mengupayakan penambahan APD menggunakan anggaran tidak terduga."Ditakutkan ada kanaikan status dari ODP ke PDP, sehingga APD untuk tim medis dibutuhkan dalam jumlah banyak," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020