Peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Kamaluddin Zarkasie mengatakan IgY merupakan kandidat yang sangat baik untuk membuat antiserum untuk pengobatan COVID-19.
Immunoglobulin Y (IgY) memiliki karakteristik sangat stabil pada pH 4–9 dan hingga 65 derajat Celcius dalam kondisi larutan, dan tetap aktif dapat mengikat antigen, serta tahan terhadap enzim pepsin pada pH 4-6.
"Karakteristik ini menjadikan IgY kandidat yang sangat baik untuk pengobatan infeksi COVID 19," kata Kamaluddin kepada ANTARA, Jakarta, Kamis.
Pihaknya akan membuat antiserum IgY yang diproduksi oleh ayam.
IgY hanya ada di unggas seperti ayam yaitu imunoglobulin Y yang sama fungsinya dengan imunoglobulin G (IgG) di mamalia.
Antiserum mengandung antibodi dan merupakan imunisasi pasif yang diberikan kepada pasien COVID-19 untuk membantu proses penyembuhan pasien.
Kamaluddin mengatakan imunisasi pasif menggunakan antiserum dari hewan merupakan pilihan yang logis dan realistis.
"Pengobatan terhadap penyakit infeksi dengan antiserum telah dilakukan lebih dari 100 tahun," tuturnya.
Kamaluddin mengatakan biasanya antiserum didapat dari darah kuda hewan mamalia yang sudah diimunisasi, kemudian dipisahkan serumnya di mana Immunoglobulin G (IgG) berada.
Penggunaan IgG antiserum corona memiliki efek samping Acute Lung Injury atau kerusakan jaringan paru-paru sebagaimana dilaporkan dalam jurnal ilmiah.
"Hal semacam itu tidak akan terjadi pada pengobatan menggunakan IgY," tuturnya.
Produksi IgY antibodi dari kuning telur memungkinkan diproduksi secara efisien yakni 100 mg total IgY per telur.
Antibodi ini pada gilirannya dapat memberikan alternatif biologis yang bermanfaat untuk terapi antivirus spesifik terhadap beberapa infeksi pernapasan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020
Immunoglobulin Y (IgY) memiliki karakteristik sangat stabil pada pH 4–9 dan hingga 65 derajat Celcius dalam kondisi larutan, dan tetap aktif dapat mengikat antigen, serta tahan terhadap enzim pepsin pada pH 4-6.
"Karakteristik ini menjadikan IgY kandidat yang sangat baik untuk pengobatan infeksi COVID 19," kata Kamaluddin kepada ANTARA, Jakarta, Kamis.
Pihaknya akan membuat antiserum IgY yang diproduksi oleh ayam.
IgY hanya ada di unggas seperti ayam yaitu imunoglobulin Y yang sama fungsinya dengan imunoglobulin G (IgG) di mamalia.
Antiserum mengandung antibodi dan merupakan imunisasi pasif yang diberikan kepada pasien COVID-19 untuk membantu proses penyembuhan pasien.
Kamaluddin mengatakan imunisasi pasif menggunakan antiserum dari hewan merupakan pilihan yang logis dan realistis.
"Pengobatan terhadap penyakit infeksi dengan antiserum telah dilakukan lebih dari 100 tahun," tuturnya.
Kamaluddin mengatakan biasanya antiserum didapat dari darah kuda hewan mamalia yang sudah diimunisasi, kemudian dipisahkan serumnya di mana Immunoglobulin G (IgG) berada.
Penggunaan IgG antiserum corona memiliki efek samping Acute Lung Injury atau kerusakan jaringan paru-paru sebagaimana dilaporkan dalam jurnal ilmiah.
"Hal semacam itu tidak akan terjadi pada pengobatan menggunakan IgY," tuturnya.
Produksi IgY antibodi dari kuning telur memungkinkan diproduksi secara efisien yakni 100 mg total IgY per telur.
Antibodi ini pada gilirannya dapat memberikan alternatif biologis yang bermanfaat untuk terapi antivirus spesifik terhadap beberapa infeksi pernapasan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020