Tim Perencanaan Data dan Analisis Gugus Tugas COVID-19 Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengidentifikasi Swalayan Indogrosir di Jalan Magelang, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman sebagai klaster baru penularan COVID-19 di DIY.
"Klaster Indogrosir menunjukkan akan mulainya perluasan penularan komunitas skala luas," kata Anggota Tim Perencanaan Data dan Analisis Gugus Tugas COVID-19 DIY, dr Riris Andono saat jumpa pers di Gedung BPBD DIY, Jumat.
Sebelum klaster Indogrosir, Pemda DIY lebih dahulu mengidentifikasi tiga klaster besar penularan COVID-19 di wilayahnya yakni klaster Jamaah Tabligh di Gunung Kidul, klaster Jamaah Tabligh di Sleman, dan klaster Jemaat Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) di Kota Yogyakarta.
Menurut Riris, klaster Indogrosir berpotensi memperluas penularan COVID-19 di DIY karena karyawan pusat perbelanjaan itu tak hanya tinggal atau berdomisili di Sleman melainkan juga dari kabupaten lain.
"Pengunjungnya juga bukan hanya dari Sleman tapi dari kabupaten lain," kata epidemiolog UGM ini pula.
Oleh sebab itu, strategi untuk melacak paparan COVID-19 kasus Indogrosir, menurut dia, tidak sekadar dengan melacak kontak erat tetapi dilakukan dengan melakukan penapisan (screening) secara massal dengan tes cepat (rapid test).
Ia mengatakan klaster Indogrosir dimulai dari satu kasus terkonfirmasi positif. Setelah dilakukan investigasi pelacakan kontak erat, ada 10 orang yang kemudian diminta melakukan rapid test dan lima di antaranya memiliki hasil reaktif.
Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman kemudian menindaklanjuti dengan melakukan tes cepat secara massal terhadap 338 karyawan Indogrosir dan 57 orang di antaranya dinyatakan reaktif atau memiliki atau positivity rate 16,8 persen.
Penapisan berikutnya, kata dia, ditempuh dengan meminta masyarakat yang pernah berkunjung ke Indogrosir antara 25 April hingga 4 Mei 2020 untuk melakukan uji cepat.
"Saya rasa perlu ditegaskan juga bahwa COVID-19 ini penularannya masih melalui droplet atau kontak erat. Jadi tidak semua orang yang datang ke Indogrosir akan terpapar secara sama," kata dia.
Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan COVID-19 Berty Murtiningsih menyebutkan orang dalam pemantauan (ODP) di DIY hingga Jumat (8/5) mencapai 5.272 orang.
Selanjutnya, total pasien dalam pengawasan (PDP) yang sudah diperiksa terkait dengan COVID-19 (dengan swab) tercatat 1.049 orang.
Dari jumlah PDP tersebut, 782 orang dinyatakan negatif corona, 143 orang positif di mana 59 orang di antaranya sembuh dan tujuh meninggal, sedangkan yang masih menunggu hasil 124 orang dengan 12 di antaranya telah meninggal.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020
"Klaster Indogrosir menunjukkan akan mulainya perluasan penularan komunitas skala luas," kata Anggota Tim Perencanaan Data dan Analisis Gugus Tugas COVID-19 DIY, dr Riris Andono saat jumpa pers di Gedung BPBD DIY, Jumat.
Sebelum klaster Indogrosir, Pemda DIY lebih dahulu mengidentifikasi tiga klaster besar penularan COVID-19 di wilayahnya yakni klaster Jamaah Tabligh di Gunung Kidul, klaster Jamaah Tabligh di Sleman, dan klaster Jemaat Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) di Kota Yogyakarta.
Menurut Riris, klaster Indogrosir berpotensi memperluas penularan COVID-19 di DIY karena karyawan pusat perbelanjaan itu tak hanya tinggal atau berdomisili di Sleman melainkan juga dari kabupaten lain.
"Pengunjungnya juga bukan hanya dari Sleman tapi dari kabupaten lain," kata epidemiolog UGM ini pula.
Oleh sebab itu, strategi untuk melacak paparan COVID-19 kasus Indogrosir, menurut dia, tidak sekadar dengan melacak kontak erat tetapi dilakukan dengan melakukan penapisan (screening) secara massal dengan tes cepat (rapid test).
Ia mengatakan klaster Indogrosir dimulai dari satu kasus terkonfirmasi positif. Setelah dilakukan investigasi pelacakan kontak erat, ada 10 orang yang kemudian diminta melakukan rapid test dan lima di antaranya memiliki hasil reaktif.
Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman kemudian menindaklanjuti dengan melakukan tes cepat secara massal terhadap 338 karyawan Indogrosir dan 57 orang di antaranya dinyatakan reaktif atau memiliki atau positivity rate 16,8 persen.
Penapisan berikutnya, kata dia, ditempuh dengan meminta masyarakat yang pernah berkunjung ke Indogrosir antara 25 April hingga 4 Mei 2020 untuk melakukan uji cepat.
"Saya rasa perlu ditegaskan juga bahwa COVID-19 ini penularannya masih melalui droplet atau kontak erat. Jadi tidak semua orang yang datang ke Indogrosir akan terpapar secara sama," kata dia.
Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan COVID-19 Berty Murtiningsih menyebutkan orang dalam pemantauan (ODP) di DIY hingga Jumat (8/5) mencapai 5.272 orang.
Selanjutnya, total pasien dalam pengawasan (PDP) yang sudah diperiksa terkait dengan COVID-19 (dengan swab) tercatat 1.049 orang.
Dari jumlah PDP tersebut, 782 orang dinyatakan negatif corona, 143 orang positif di mana 59 orang di antaranya sembuh dan tujuh meninggal, sedangkan yang masih menunggu hasil 124 orang dengan 12 di antaranya telah meninggal.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020