Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Kelas II Tanjungbalai Karimun membidik ekspor komoditas sagu Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau (Kepri) ke Negara China.

"Geliat ekspor itu sejalan dengan Gerakan tiga kali Lipat Ekspor (Gratieks) yang digagas oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo," ujar Kepala Stasiun Karantina Pertanian Tanjungbalai Karimun, Priyadi, Kamis.

Menurut dia, saat ini terhadap komoditas sagu terjadi penurunan permintaan pasar sehingga mengakibatkan surplus.

Pada triwulan I tahun 2020 terjadi penurunan sebesar 50 persen permintaan pasar terhadap komoditas sagu, yakni hanya sebesar 1.264 ton dengan nilai Rp7,58 miliar.

Jumlah itu turun di periode yang sama pada tahun sebelumnya, yakni 2.931 ton dengan nilai mencapai Rp17,58 miliar.

Biasanya komoditas asal subsektor tanaman pangan ini dilalulintaskan ke Jakarta, Tanjungpinang dan Selat Panjang.

"Saat ini, Lingga memiliki luas perkebunan tanaman sagu seluas 3.314 hektare dengan jumlah produksi mencapai 2.608,4 ton per tahun,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Priyadi menilai dari jumlah 2.608, 4 ton itu, kebutuhan sagu di Lingga bisa dikatakan surplus sehingga perlu gebrakan untuk menembus pasar ekspor.

“Apalagi, harga di pasar ekspor khususnya pasar China mampu membeli dengan harga sekitar Rp25 ribu per kilogram, sementara harga jual skala domestik yang didapat dari petani hanya Rp6 ribu per kilogram,” katanya.

Priyadi menambahkan, saat ini Lingga juga telah memiliki olahan sagu berupa tepung, di mana sampelnya telah dikirimkan ke negara China sebagai sampel ekspor dan telah dinyatakan memenuhi persyaratan teknis sanitari dan fitosanitari.

“Alhamdulilah, semoga setelah pandemi COVID-19 berakhir, pihak otoritas China bisa langsung untuk turun ke Lingga dan kami siap mengawal,” tuturnya.


 

Pewarta: Ogen

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020