Produsen camilan berbahan organik jamur tiram yang dikelola "Edi Jamur" berikut kelompoknya terus berkembang sebagai bisnis potensial yang lahir menangkap peluang dari diversifikasi pangan lokal.
Edi bersama kelompoknya mengelola produk jamur tiram menjadi aneka camilan dengan bentuk crispy yang rasanya enak dan gurih.
“Lebih besar untungnya menjual jamur olahan dalam bentuk jamur crispy dibandingkan dengan jamur segar dan konsumen kami juga tersebar di toko dan swalayan Kota Jambi dengan merek Syifa Crispy," kata Edi seperti dirilis tim Bapeltan Jambi.
Produksi jamur crispy Edi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sejalan dengan permintaan yang juga meningkat. Usaha yang terus berkembang menjadi tantangan bagi Edi dan dan kelompoknya untuk memberikan keamanan produk unggulan bagi konsumennya.
Kemudian mereka mendapatkan izin usaha yang telah diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Jambi dan juga produk organik tanpa menggunakan bahan kimia yang mengganggu kesehatan.
Selain jamur crispy, Edi juga menyediakan olahan jamur lainnya dalam bentuk nugget dan sate jamur.
“Untuk nugget dan sate jamur biasanya kita buat berdasarkan permintaan konsumen atau door to door. Misalnya dalam kegiatan pesta atau hari besar agama, bila konsumen minta baru kita buatkan,” kata Edi.
Potensi pertanian
Sektor pertanian di daerah memiliki kontribusi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Bidang usaha pertanian tidak hanya meliputi sektor hulu saja, melainkan sampai ke hilir.
Disisi lain produk pertanian memiliki karakteristik tersendiri seperti mudah rusak, membutuhkan tempat penyimpanan, sifatnya musiman dan dihasilkan dari pedesaan. Oleh sebab itu, penanganan dan pengolahan produk pertanian tetap tersedia dan memiliki nilai ekonomis.
Diversifikasi pangan lokal adalah produk pangan yang telah lama diproduksi, berkembang dan dikonsumsi di suatu daerah atau suatu kelompok masyarakat lokal tertentu.
Umumnya produk pangan lokal diolah dari bahan baku lokal, teknologi lokal dan pengetahuan lokal pula. Pangan lokal ini berkaitan erat dengan budaya lokal setempat yang berasal dari dalam negeri.
Target pencapaian program diversifikasi pangan lokal di Indonesia adalah percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal dengan cara memfasilitasi dan mendorong terwujudnya pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman.
Kegiatan ini sejalan dengan arahan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi yang menegaskan bahwa pangan adalah masalah yang sangat utama.
“Masalah pangan adalah masalah hidup matinya suatu bangsa. Sudah waktunya petani tidak hanya mengerjakan aktivitas on farm, tapi mampu menuju ke off farm terutama pasca panen dan olahannya. Banyak yang bisa dikerjakan untuk menaikkan nilai pertanian, khusunya pasca panen.
Tuntutannya adalah petani harus berinovasi. Buat terobosan agar hadir produk – produk baru,” papar Dedi (WN).
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020
Edi bersama kelompoknya mengelola produk jamur tiram menjadi aneka camilan dengan bentuk crispy yang rasanya enak dan gurih.
“Lebih besar untungnya menjual jamur olahan dalam bentuk jamur crispy dibandingkan dengan jamur segar dan konsumen kami juga tersebar di toko dan swalayan Kota Jambi dengan merek Syifa Crispy," kata Edi seperti dirilis tim Bapeltan Jambi.
Produksi jamur crispy Edi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sejalan dengan permintaan yang juga meningkat. Usaha yang terus berkembang menjadi tantangan bagi Edi dan dan kelompoknya untuk memberikan keamanan produk unggulan bagi konsumennya.
Kemudian mereka mendapatkan izin usaha yang telah diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Jambi dan juga produk organik tanpa menggunakan bahan kimia yang mengganggu kesehatan.
Selain jamur crispy, Edi juga menyediakan olahan jamur lainnya dalam bentuk nugget dan sate jamur.
“Untuk nugget dan sate jamur biasanya kita buat berdasarkan permintaan konsumen atau door to door. Misalnya dalam kegiatan pesta atau hari besar agama, bila konsumen minta baru kita buatkan,” kata Edi.
Potensi pertanian
Sektor pertanian di daerah memiliki kontribusi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Bidang usaha pertanian tidak hanya meliputi sektor hulu saja, melainkan sampai ke hilir.
Disisi lain produk pertanian memiliki karakteristik tersendiri seperti mudah rusak, membutuhkan tempat penyimpanan, sifatnya musiman dan dihasilkan dari pedesaan. Oleh sebab itu, penanganan dan pengolahan produk pertanian tetap tersedia dan memiliki nilai ekonomis.
Diversifikasi pangan lokal adalah produk pangan yang telah lama diproduksi, berkembang dan dikonsumsi di suatu daerah atau suatu kelompok masyarakat lokal tertentu.
Umumnya produk pangan lokal diolah dari bahan baku lokal, teknologi lokal dan pengetahuan lokal pula. Pangan lokal ini berkaitan erat dengan budaya lokal setempat yang berasal dari dalam negeri.
Target pencapaian program diversifikasi pangan lokal di Indonesia adalah percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal dengan cara memfasilitasi dan mendorong terwujudnya pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman.
Kegiatan ini sejalan dengan arahan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi yang menegaskan bahwa pangan adalah masalah yang sangat utama.
“Masalah pangan adalah masalah hidup matinya suatu bangsa. Sudah waktunya petani tidak hanya mengerjakan aktivitas on farm, tapi mampu menuju ke off farm terutama pasca panen dan olahannya. Banyak yang bisa dikerjakan untuk menaikkan nilai pertanian, khusunya pasca panen.
Tuntutannya adalah petani harus berinovasi. Buat terobosan agar hadir produk – produk baru,” papar Dedi (WN).
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020