Harga emas berjangka naik pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena kenaikan kasus-kasus baru Virus Corona (COVID-19) menimbulkan kekhawatiran gelombang kedua pandemi yang dapat memaksa pemerintah-pemerintah menerapkan penguncian baru.
"Ada peningkatan lanjutan dalam COVID-19 di seluruh wilayah Selatan dan Barat Daya AS dengan kenaikan dalam tingkat rawat inap. ... Itu telah menyebabkan sedikit kekhawatiran atas penutupan lagi, yang menguntungkan emas," kata Pendiri Circle Squared Alternative Investments, Jeffrey Sica.
Baca juga: Emas turun tipis tertekan kenaikan ekuitas dan dolar AS
Lebih dari 8,38 juta orang di seluruh dunia telah terinfeksi Virus Corona baru. Awal pekan ini sekitar 400 pekerja di sebuah rumah pemotongan hewan di Jerman utara melakukan tes untuk virus tersebut, dan China pada Jumat (19/6/2020) melaporkan 32 kasus baru virus.
"Tidak peduli apa konsekuensi jangka panjangnya, seperti inflasi, akan ada stimulus lanjutan di seluruh dunia dan itu akan menjaga harga emas didukung dalam jangka panjang," kata Sica.
Sejauh tahun ini harga emas telah naik sekitar 15 persen, didukung oleh permintaan safe-haven di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi serta jumlah dukungan fiskal dan moneter pemerintah dan bank sentral yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang telah mengurangi imbal hasil obligasi dan juga telah menaikkan kekhawatiran tentang inflasi.
Namun demikian dolar AS yang lebih kuat dan indeks pasar saham positif di seluruh dunia agak membatasi kenaikan harga emas. Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya naik 0,20 persen.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 33,9 sen atau 1,94 persen, menjadi ditutup pada 17,847 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 15,1 dolar AS atau 1,86 persen, menjadi menetap pada 827,3 dolar AS per ounce.
Baca juga: Emas turun karena klaim pengangguran jatuh, China klaim wabah teratasi
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020