Para petani dan pembuat gula aren di Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi mengeluhkan  maraknya praktik  pengoplos gula merah yang merusak harga jual komoditas itu di pasaran.

“Saat ini ada yang praktik mengoplos gula merah, sehingga pasaran harga gula aren yang kami produksi rusak,” kata petani aren di Batanghari Suhendro, Senin.

Oknum tersebut mengoplos gula pasir dengan gula merah untuk memproduksi gula aren oplosan. Dengan demikian oknum tersebut menjual gula aren oplosan tersebut di bawah pasaran gula aren di daerah itu. Sehingga pasaran gula aren di daerah rusak.

Untuk setangkup (ukuran gula aren dalam satuan 3 ons) gula aren di jual seharga Rp3.000. akibat ulah dari oknum pengoplos gula aren, kini pasaran gula aren di daerah itu rusak. Sebab, banyak yang mengeluhkan keaslian gula aren tersebut.

“Saat ini kami menjual gula aren ke swalayan dan mall di Jambi, untuk pasar tradisional di Batanghari tidak kami isi karena harganya di bawah pasaran,” kata Suhendro.

Dijelaskan Suhendro, untuk membuat gula aren yang asli membutuhkan proses. Dan prosesnya tersebut tidak dilakukan dengan cepat seperti pelaku yang mengoplos gula merah dengan gula pasir.

Untuk membuat gula aren yang asli harus menggunakan air nira atau air sadapan dari pohon aren. Selanjutnya air nira tersebut di masak hingga mengental. Air nira tersebut akan mengental setelah di masak selama kurang lebih enam jam.

Setelah mengental, barulah di cetak menggunakan kayu yang telah di bentuk oleh petani aren. Setelah di cetak membutuhkan waktu beberapa saat agar gula aren tersebut mengeras.

“Bagi masyarakat awam sulit membedakan antara gula aren asli dan gula aren palsu atau oplosan, karena bentuknya sama,” kata Suhendro.

Akan tetapi, perbedaan antara gula aren yang asli dan yang palsu tersebut dapat dilihat dari warna dan tekstur gula aren. Gula aren yang asli warna ke coklatan-nya lebih cerah. Dan tekstur gula aren yang asli lebih rapuh. Sementara untuk gula aren oplosan warnanya lebih gelap, dan teksturnya lebih keras.

 

Pewarta: Muhammad Hanapi

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020