Kelompok Tani Hutan (KTH) Karang Jaya binaan PT Lestari Asri Jaya (LAJ) di Kabupaten Tebo, berhasil mengembangkan tanaman hortikulura terpadu seperti bayam, sawi, terong, timun, jagung dan beragam sayuran lainnya di kawasan hutan atau sering juga disebut agroforestri semasa pandemi COVID-19.
"Jika sebelumnya kami harus membeli sayuran yang harganya lumayan mahal, namun saat ini kami bisa langsung memetiknya dari lahan kami sendiri,” kata Ketua KTH Karang Jaya, Hasmon Ovezar, Sabtu.
Petani karet disini tidak hanya berhasil produksi sayur mayur untuk kebutuhan keluarga, tetapi para anggota Kelompok Tani Hutan yang berada di Desa Sungai Karang, Kecamatan VII Koto Ilir, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi juga telah menjual hasil pertaniannya ke luar daerahnya.
Kepala Desa Napal Putih, Dasril Effendi menyampaikan bahwa KTH Wanamitra Lestari yang berada di desanya adalah wadah para petani yang terlanjur menggarap lahan di dalam kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI) karet.
Melalui program kerjasama dengan perusahaan HTI para petani mendapatkan akses dan kepastian hukum untuk mengelola area di kawasan perusahaan dan dikuatkan oleh SK Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
"Kami sangat terbantu dengan ada program tersebut terutama di masa-masa sulit seperti ini pihak perusahaan masih peduli terhadap petani salah satunya dengan mengenalkan program pertanian terpadu,” kata Dasril Effendi.
Berkat kerja sama antara kelompok tani dengan PT LAJ itu pula desa tersebut mendapatkan apresiasi menjadi salah satu Desa Tangguh Ketahanan Pangan yang diprakarsai oleh Pemkab Tebo dan Polres Tebo.
"Saya berharap program pertanian terpadu dan kemitraan kehutanan ini bisa menjangkau masyarakat yang lebih luas lagi," katanya.
Keberhasilan kelompok petani karet itu berawal dari program pembinaan yang dilakukan oleh PT Lestari Asri Jaya (LAJ) dan PT Wanamukti Wisesa (WW). Tidak hanya mendapat pelatihan, para petani juga mendapatkan bantuan bibit, sarana produksi dan pendampingan dari fasilitator lapangan.
Program pemberdayaan ini memberikan kesempatan kepada petani untuk memanfaatkan lahan di area HTI untuk karet dan tanaman pangan yang memiliki nilai ekonomis cukup baik. Petani setempat juga menjadi memiliki wawasan bagaimana mengelola lahan secara lebih produktif.
Kelompok tani KTH Karang Jaya dan KTH Wana Mitra Lestari, secara bersama mereka juga sedang membudidayakan 6.000 ekor ikan nila. Setelah berjalan beberapa waktu, keluarga dari para anggota KTH tersebut bisa memenuhi kebutuhan protein dari hasil budidaya sendiri.
Program pertanian terpadu sangat tepat guna karena anggota KTH diajak untuk memanfaatkan lahan sekitar rumah. Terlebih pendamping lapangan dari perusahaan memiliki wawasan yang luas dan pengalaman panjang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020
"Jika sebelumnya kami harus membeli sayuran yang harganya lumayan mahal, namun saat ini kami bisa langsung memetiknya dari lahan kami sendiri,” kata Ketua KTH Karang Jaya, Hasmon Ovezar, Sabtu.
Petani karet disini tidak hanya berhasil produksi sayur mayur untuk kebutuhan keluarga, tetapi para anggota Kelompok Tani Hutan yang berada di Desa Sungai Karang, Kecamatan VII Koto Ilir, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi juga telah menjual hasil pertaniannya ke luar daerahnya.
Kepala Desa Napal Putih, Dasril Effendi menyampaikan bahwa KTH Wanamitra Lestari yang berada di desanya adalah wadah para petani yang terlanjur menggarap lahan di dalam kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI) karet.
Melalui program kerjasama dengan perusahaan HTI para petani mendapatkan akses dan kepastian hukum untuk mengelola area di kawasan perusahaan dan dikuatkan oleh SK Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
"Kami sangat terbantu dengan ada program tersebut terutama di masa-masa sulit seperti ini pihak perusahaan masih peduli terhadap petani salah satunya dengan mengenalkan program pertanian terpadu,” kata Dasril Effendi.
Berkat kerja sama antara kelompok tani dengan PT LAJ itu pula desa tersebut mendapatkan apresiasi menjadi salah satu Desa Tangguh Ketahanan Pangan yang diprakarsai oleh Pemkab Tebo dan Polres Tebo.
"Saya berharap program pertanian terpadu dan kemitraan kehutanan ini bisa menjangkau masyarakat yang lebih luas lagi," katanya.
Keberhasilan kelompok petani karet itu berawal dari program pembinaan yang dilakukan oleh PT Lestari Asri Jaya (LAJ) dan PT Wanamukti Wisesa (WW). Tidak hanya mendapat pelatihan, para petani juga mendapatkan bantuan bibit, sarana produksi dan pendampingan dari fasilitator lapangan.
Program pemberdayaan ini memberikan kesempatan kepada petani untuk memanfaatkan lahan di area HTI untuk karet dan tanaman pangan yang memiliki nilai ekonomis cukup baik. Petani setempat juga menjadi memiliki wawasan bagaimana mengelola lahan secara lebih produktif.
Kelompok tani KTH Karang Jaya dan KTH Wana Mitra Lestari, secara bersama mereka juga sedang membudidayakan 6.000 ekor ikan nila. Setelah berjalan beberapa waktu, keluarga dari para anggota KTH tersebut bisa memenuhi kebutuhan protein dari hasil budidaya sendiri.
Program pertanian terpadu sangat tepat guna karena anggota KTH diajak untuk memanfaatkan lahan sekitar rumah. Terlebih pendamping lapangan dari perusahaan memiliki wawasan yang luas dan pengalaman panjang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020