Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bank Indonesia (BI) Provinsi Jambi, menyatakan pada Agustus 2020 Provinsi Jambi mengalami inflasi bulanan sebesar 0,03 persen (mtm). Dengan angka tersebut, maka secara tahunan Jambi mengalami inflasi sebesar 0,38 persen (yoy) dan secara tahun berjalan tercatat inflasi Jambi sebesar 0,85 persen (ytd). 

Dalam rilis BI Jambi tersebut, diketahui secara keseluruhan, jenis barang dan jasa yang memberikan andil terbesar adalah komoditas pada kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan, yaitu biaya langganan internet (andil 0,13 persen) dan telepon seluler (andil 0,01 persen) serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya khususnya komoditas emas perhiasan (andil 0,08 persen).

Secara umum, inflasi Provinsi Jambi disebabkan oleh kenaikan biaya langganan internet dan telepon seluler seiring dengan meningkatnya permintaan di masa pandemi, dimana terjadi penyesuaian pola hidup di era kenormalan baru yang menuntut penggunaan internet dan gawai yang lebih intens. 

Kondisi ini juga tercermin dari tumbuhnya LU informasi dan jasa keuangan pada triwulan II 2020 dan diprakirakan berlanjut di triwulan III 2020. 

Selanjutnya, inflasi kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya khususnya komoditas emas perhiasan terjadi seiring dengan perkembangan harga emas global yang meningkat di tengah peningkatan ketidakpastian global. Sementara, kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami deflasi dan menjadi penahan inflasi pada Agustus 2020. 

Beberapa komoditas bahan pangan yang mengalami deflasi, yakni daging ayam ras (andil deflasi 0,26 persen), bawang merah (andil deflasi 0,10 persen), bayam (andil deflasi 0,03 persen), ikan gabus (andil deflasi 0,03 persen), kacang panjang (andil deflasi 0,02 persen) dan kangkung (andil deflasi 0,02 persen). 

Penurunan harga pada komoditas bahan pangan sebagai dampak dari terjaganya pasokan di tengah terbatasnya permintaan pada Agustus 2020.

Adapun rincian perkembangan inflasi pantauan di Jambi adalah; Kota Jambi bulanan 0,03 persen (mtm), tahun berjalan 0,86 persen (ytd) dan tahunan 0,55 persen (yoy)

Inflasi utamanya didorong oleh peningkatan harga yang terjadi pada biaya langganan internet (andil 0,15 persen), minyak goreng (andil 0,13 persen), emas perhiasan (andil 0,07 persen), beras (andil 0,06 persen) dan tukang bukan mandor (andil 0,03 persen). 

Sementara komoditas penyumbang deflasi antara lain daging ayam ras (andil -0,28 persen), bawang merah (andil -0,11 persen), sepeda motor (andil -0,05 persen), bayam (andil -0,04 persen) dan ikan gabus (andil -0,03 persen).

Sedangkan Kabupaten Bungo, bulanan 0,06 persen (mtm), tahun berjalan 0,69 persen (ytd) dan tahunan  -0,92 persen (yoy)

Inflasi utamanya didorong oleh peningkatan harga yang terjadi pada komoditas emas perhiasan (andil 0,31 persen), cabai merah (andil 0,04 persen), minyak goreng (andil 0,03 persen), telepon seluler (andil 0,03 persen) dan kentang (andil 0,03 persen). Sementara komoditas penyumbang deflasi antara lain daging ayam ras (andil  -0,23 persen), bawang merah (andil  -0,08 persen), kangkung (andil  -0,04 persen), bayam dan jengkol (andil  -0,03 persen).

Mempertimbangkan kondisi terkini serta kebijakan pemerintah maupun pelaku usaha, tekanan inflasi pada September 2020 di Provinsi Jambi diprakirakan mereda. 

Meredanya tekanan inflasi utamanya akan didorong oleh masih berlanjutnya penurunan harga komoditas bahan pangan seiring dengan terjaganya pasokan dan lancarnya distribusi. Di sisi lain, ketidakpastian pasar keuangan global akibat pandemi.***
 

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020