Ban bekas sering dianggap sebagai barang tak berharga, namun di tangan Fathul Rohman (21) warga RT20 Desa Penerokan Kecamatan Bajubang Kabupaten Batanghari berhasil menyulap ban bekas menjadi pot bunga yang bisa menjadi penghasilan keluarganya.
Ban bekas yang digunakan Fathul yaitu ban bekas sepeda motor saja, karena menurutnya ban sepeda motor tidak terlalu tebal dan lebih mudah digunting.
"Ban mobil itu keras ada kawatnya, karena keterbatasan alat jadi lebih memilih ban sepeda motor yang lebih mudah dan bisa digunting," kata Fatul saat ditemui di bengkel kerjanya, Rabu.
Ide itu berawal dari mencoba-coba melihat kegemaran masyarakat sekarang tentang bercocok tanam bunga, karena pot bunga dari ban tidak mudah pecah sehingga lebih tahan lama.
Awal mencoba ia masih membuat dengan bentuk sederhana, setelah belajar dari internet bentuk yang dibuatnya semakin unik dan menarik.
Bahan utama ia peroleh dari membeli ban bekas sepeda motor di bengkel dekat tempat tinggalnya .
Fathul membocorkan rahasia proses pembuatannya yaitu langkah pertama ban dikikis menggunakan pisau agar lebih tipis sehingga lebih mudah digunting, kemudian ban di gunting menjadi tiga bagian yaitu bagian alas, badan dan bagian atas. Kemudian dari tiga bagian tadi direkatkan satu sama lain menggunakan paku dan lem.
Proses terakhir pengecatan warna dasar, setelah kering dicat lagi dengan berbagai warna sesuai dengan bentuk dan pola gambar yang diinginkan sehingga terlihat lebih menarik
Hasil karyanya ini ia pasarkan melalui media sosial, untuk harga jual tergantung dengan kesulitan serta ukuran
Untuk ukuran kecil dijual dengan harga Rp 15 ribu sedangkan untuk ukuran sedang Rp 25 ribu kemudian untuk ukuran besar dijual dengan harga Rp 35 ribu
Fathul kebanjiran orderan karena tingginya minat warga memelihara bunga.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020
Ban bekas yang digunakan Fathul yaitu ban bekas sepeda motor saja, karena menurutnya ban sepeda motor tidak terlalu tebal dan lebih mudah digunting.
"Ban mobil itu keras ada kawatnya, karena keterbatasan alat jadi lebih memilih ban sepeda motor yang lebih mudah dan bisa digunting," kata Fatul saat ditemui di bengkel kerjanya, Rabu.
Ide itu berawal dari mencoba-coba melihat kegemaran masyarakat sekarang tentang bercocok tanam bunga, karena pot bunga dari ban tidak mudah pecah sehingga lebih tahan lama.
Awal mencoba ia masih membuat dengan bentuk sederhana, setelah belajar dari internet bentuk yang dibuatnya semakin unik dan menarik.
Bahan utama ia peroleh dari membeli ban bekas sepeda motor di bengkel dekat tempat tinggalnya .
Fathul membocorkan rahasia proses pembuatannya yaitu langkah pertama ban dikikis menggunakan pisau agar lebih tipis sehingga lebih mudah digunting, kemudian ban di gunting menjadi tiga bagian yaitu bagian alas, badan dan bagian atas. Kemudian dari tiga bagian tadi direkatkan satu sama lain menggunakan paku dan lem.
Proses terakhir pengecatan warna dasar, setelah kering dicat lagi dengan berbagai warna sesuai dengan bentuk dan pola gambar yang diinginkan sehingga terlihat lebih menarik
Hasil karyanya ini ia pasarkan melalui media sosial, untuk harga jual tergantung dengan kesulitan serta ukuran
Untuk ukuran kecil dijual dengan harga Rp 15 ribu sedangkan untuk ukuran sedang Rp 25 ribu kemudian untuk ukuran besar dijual dengan harga Rp 35 ribu
Fathul kebanjiran orderan karena tingginya minat warga memelihara bunga.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020