Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi menguat seiring mulai menggeliatnya aktivitas manufaktur di negara-negara besar.

Pada pukul 9.18 WIB, rupiah bergerak menguat 37 poin atau 0,25 persen ke posisi Rp14.603 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya Rp14.640 per dolar AS.

"Sentimen pasar terlihat cukup positif pagi ini. Indeks saham Korea dan Australia terlihat menguat, nilai tukar emerging market di Asia juga terlihat menguat terhadap dolar AS," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa.

Menurut Ariston, pasar menanggapi positif data survei indeks aktivitas manufaktur negara besar yang positif seperti, Amerika Serikat, Eropa, China, dan Jepang, yang dirilis kemarin.

Data ekonomi AS kian membaik dimana markit manufacturing PMI final Oktober 53,4 dari sebelumnya 53,3, Dari Eropa, markit manufacturing PMI Oktober berbagai negara juga meningkat antara lain Italy 53,8 dari sebelumnya 53,2, Prancis 51,3 dari sebelumnya 51, Jerman 58,2 dari sebelumnya 58 dan Euro Area 54,8 dari sebelumnya 54,4.

"Sentimen positif ini bisa mendorong penguatan rupiah hari ini terhadap dolar AS," ujar Ariston.

Sementara itu, lanjut Ariston, pemilu AS kelihatannya belum mempengaruhi arah harga karena kedua kandidat menunjukkan perbedaan polling yang ketat.

Dari polling, pasar lebih mendukung Biden untuk menang. Namun demikian ini berdampak pada pergerakan harga yang terlihat berkonsolidasi dalam kisaran yang sempit.

"Dari dalam negeri, situasi juga masih terkendali pasca demo dan UU Cipta Kerja sudah disahkan kemarin. Kedua hal tersebut memberikan sentimen positif ke rupiah," kata Ariston.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp14.550 per dolar AS hingga Rp14.700 per dolar AS.

Pada Senin (2/11) lalu, rupiah ditutup melemah 15 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp14.640 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya Rp14.625 per dolar AS.
 

Pewarta: Citro Atmoko

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020